PALEMBANG , SUMSEL JARRAKPOS, – Yayasan Intan Maharani (YIM) menggelar acara bertajuk “Support for Attending Budget Cycle Process in District” kegiatan ini diinisiasi Technical Officer Aliyul Hidayat di KopiES Biliton, Sabtu (9/11/2024) Palembang.
Acara ini bertujuan untuk membahas isu-isu prioritas yang akan diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kepada pemerintah, khususnya terkait HIV/AIDS.
Sarwitri, Manajer Program Konsil LSM Indonesia, menjelaskan pentingnya diskusi ini dalam menyusun usulan terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang nantinya akan diajukan ke pemerintah, terutama kepada Bappeda dan OPD terkait. “Diskusi ini bertujuan menemukan isu prioritas, terutama mengenai HIV/AIDS, yang akan diusulkan dalam Musrenbang,” ujar Sarwitri.
Ia juga mengungkapkan bahwa dua audiensi sebelumnya dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) serta Dinas Kesehatan Kota Palembang menghasilkan respon positif. Kedua dinas berkomitmen berkolaborasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) menggunakan mekanisme swakelola tipe 3 pada 2025. “Untuk tahun depan, sudah ada komitmen kolaborasi dengan OMS. Besaran anggaran belum ditentukan, tapi kegiatan sudah direncanakan untuk LSM,” tambahnya.
Dinas PPA juga menegaskan dukungannya terhadap program OMS dalam penanggulangan HIV/AIDS, termasuk dua kegiatan utama yang akan diimplementasikan dengan mekanisme swakelola tipe 3 di tahun mendatang.
Dalam diskusi tersebut, teridentifikasi 10 isu prioritas, di mana 9 di antaranya relevan untuk dilaksanakan pemerintah dengan melibatkan BAZNAS. “Di tahun 2025, OMS masih mendapatkan dukungan dari donor Global Fund (GF). Fokus kami adalah mendorong ketersediaan rumah aman bagi ODHIV yang menjadi korban kekerasan, serta edukasi kepada masyarakat,” ungkap Sarwitri.
Sarwitri juga menyoroti pentingnya edukasi HIV/AIDS yang tepat sasaran, terutama kepada generasi muda yang akan memegang peran besar di masa depan. “Anak muda harus teredukasi dengan baik di era digital ini, agar mereka mampu memilah informasi positif dan negatif,” jelasnya. Kolaborasi dengan Dinas Kesehatan Palembang diharapkan dapat meningkatkan informasi mengenai HIV/AIDS dan menekan stigma serta diskriminasi.
Sarwitri menekankan bahwa OMS harus bersiap menghadapi pengurangan pendanaan dari donor, yang diharapkan dapat digantikan oleh dukungan dari pemerintah daerah. “Jika ekonomi Indonesia meningkat, pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil alih program yang selama ini didukung oleh donor,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua YIM, M. Suharni, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi antarlembaga OMS yang peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS serta TB di Kota Palembang. Suharni menekankan pentingnya dukungan semua pihak terhadap isu ini, termasuk dalam kegiatan penjangkauan dan pendampingan untuk layanan HIV/AIDS.
“Kami bersama OMS lain menjangkau kelompok ODHIV, memberikan edukasi, serta mengajak mereka untuk melakukan tes. Jika ada yang terdeteksi reaktif, kami akan mendampingi agar mereka konsisten dalam menjalani pengobatan,” ujar Suharni.
Menurutnya, hasil diskusi ini akan disampaikan kepada OPD terkait dengan harapan terjalinnya sinergi antara OMS, LSM, dan pemerintah dalam menekan angka penularan baru HIV/AIDS dan mengurangi stigma yang ada di masyarakat. (WNA)