PALEMBANG SUMSELJARRAKPOS.com-
Meskipun diketahui belum ada pengumuman resmi dari pihak panitia seleksi terkait hasil seleksi fit and proper test calon anggota Komisi Informasi Publik Sumatera Selatan (KIP Sumsel), publik dikejutkan oleh pemberitaan salah satu media online yang menyebutkan sejumlah nama telah lolos seleksi.
Kabar tersebut memicu kecurigaan adanya kecurangan dalam proses seleksi. Syapran Suprano, salah satu peserta seleksi, mempertanyakan kevalidan informasi yang beredar di media online tersebut.
“Saya meragukan keabsahan sumber berita itu. Panitia seleksi belum mengumumkan hasil secara resmi,” kata Syapran dalam keterangan kepada wartawan saat ditemui di Cafe Kopi Dusun, pada Sabtu (02/11/24).
Ia menambahkan bahwa jika informasi tersebut benar, diduga kuat ada oknum yang membocorkan hasil seleksi.
“Jika terbukti, ini mencoreng kredibilitas panitia seleksi, yaitu DPRD dan Dinas Kominfo Sumsel,” tegasnya.
Syapran mengecam keras dugaan kebocoran tersebut, menyebutnya sebagai bentuk kecurangan yang merusak integritas proses seleksi.
“Bagaimana mungkin media bisa tahu hasil sebelum pengumuman resmi? Ini jelas ada permainan di belakang layar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menilai kebocoran ini bukan hanya pelanggaran etika, tetapi juga manipulasi yang dapat merusak kepercayaan publik.
“Seleksi ini seharusnya jujur dan adil, tetapi bocornya hasil seleksi mengindikasikan bahwa hasilnya sudah diatur sejak awal,” tambahnya.
Syapran juga mencurigai adanya upaya penggiringan opini publik oleh pihak tertentu.
“Mereka mungkin sedang menguji reaksi publik sebelum pengumuman resmi. Jika dibiarkan, ini akan menjadi preseden buruk bagi seleksi-seleksi di masa depan,” lanjutnya.
Tidak hanya Syapran, peserta lain juga mengungkapkan kegeraman. Beberapa peserta mengindikasikan adanya praktik suap dan kolusi dalam proses seleksi.
Seorang peserta yang meminta namanya dirahasiakan menyebutkan adanya tawaran ‘jalan pintas’ untuk lolos seleksi dengan imbalan uang.
“Kami mendengar ada peserta yang ditawari lulus jika membayar. Jika ini benar, seleksi ini cacat moral dan terindikasi korupsi,” ungkapnya.
Para peserta kini menuntut transparansi penuh dari pihak panitia seleksi serta mendesak investigasi menyeluruh terhadap dugaan kebocoran tersebut.
“Jika tidak segera ditindak, seluruh proses seleksi harus diulang dari awal. Kami menolak hasil seleksi yang tercemar oleh praktik kotor,” ujar Ing Suardi, aktivis Sumsel.
Ing Suardi juga menuntut penegakan hukum terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam atas dugaan kebocoran ini. “Jika ada pejabat yang terlibat, mereka harus dicopot dan diproses hukum,” tegasnya.
Selain itu, Ing Suardi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turun tangan mengusut kasus ini.
“KPK harus masuk. Ini bukan kasus kecil. Kebocoran informasi dan dugaan suap dalam seleksi publik adalah pelanggaran serius yang harus diinvestigasi mendalam,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Sumsel Andie Dinialdie saat di hubungi melalui pesan WhatsApp dinomor HP 0821-7666-XXXX terkait hal tersebut belum memberikan keterangan atau jawaban resmi hingga berita ini ditayangkan. (Snd/Tim)