PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS – Kuasa hukum korban, Muhammad Saipul Hadi (28) meminta Kapolda Sumsel segera membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas pelaku penikaman terhadap kliennya yang terjadi di Instansi Gawat Darurat (IGD) RSMH Palembang beberapa waktu yang lalu.
Hal itu disampaikan M. Sigit Muhaimin, SH., MH melalui Indra Cahaya, SH.,di dampingi Agung M. Iqbal, S.H dan Agung Pramana, saat memberikan keterangan pers di Kantor Yayasan Bantuan Hukum Sumatera Selatan Berkeadilan (YBH SSB), di PHDM VII Palembang, Rabu (04/12/24).
Dikatakan Indra, akibat penikaman oleh orang tidak dikenal (OTK), kliennya mengalami luka robek di bagian paha sebelah kanan.
Insiden ini telah dilaporkan ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang dengan nomor : STTLP/B/3289/XII/2024/SPKT/POLTABES PALEMBANG/POLDA SUMSEL. Korban juga telah menjalani visum et repertum di RSMH untuk mendokumentasikan luka-lukanya.
“Kami sangat menyayangkan peristiwa ini. Rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi pasien, malah menjadi lokasi pertumpahan darah. Hal ini terjadi diduga kuat lemahnya sistem pengamanan dan ada kelalaian dari pihak RSMH,”ungkap Indra.
Oleh karena itu, lanjut Indra, pihaknya meminta dan mendesak pihak kepolisian segera membentuk tim investigasi untuk membongkar dan mengusut tuntas insiden yang menimpa kliennya.
“Kami mendesak Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang segera membongkar jaringan pelaku dan mengusut dugaan kelalaian pihak keamanan RSMH yang memungkinkan insiden brutal ini terjadi. Investigasi menyeluruh harus dilakukan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali,” tegas Indra Cahaya.
Menurut keterangan, kuasa hukum korban mengungkapkan kejadian bermula ketika korban dilarikan ke RSMH usai mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal di Jalan Perintis Kemerdekaan pada Sabtu malam Sabtu 30 November 2024.
Sebelum di larikan ke IGD RSMH Palembang, korban sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan namun akibat sesuatu hal, sekitar pukul 23.00 WIB tiba di IGD RSMH Palembang dan mulai mendapatkan perawatan medis.
Namun, tragedi terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, masuk rombongan pasien yang terlibat perkelahian di salah satu tempat hiburan malam di Palembang, mendatangi IGD dengan membawa salah satu anggota mereka yang terluka.
Tanpa pengawasan ketat, mereka masuk ke area IGD dengan membawa senjata tajam. Salah satu pelaku salah mengidentifikasi korban sebagai bagian dari kelompok lawan dan langsung menikamnya dengan sadis.
“Walau sudah dijelaskan orang tua korban, bahwa klien kami hanya korban kecelakaan, pelaku tetap menyerang dengan pisau. Dua kali dia menikam, satu mengenai paha kanan,” ujar Agung Pramana,.
Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar tentang standar keamanan di RSMH. Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSMH seharusnya memiliki pengamanan ketat, terutama di IGD yang merupakan area krisis.
“Bagaimana mungkin kelompok besar bersenjata tajam bisa masuk ke IGD tanpa dicegah? Ini bukan hanya kelalaian, tapi pengabaian total terhadap keselamatan pasien dan staf medis,” tambah Agung M. Iqbal dengan tegas
Pihaknya meminta pihak rumah sakit segera mengevaluasi sistem keamanan mereka dan bertanggung jawab atas kelalaian ini.
“Keamanan rumah sakit tidak boleh hanya menjadi formalitas. Ini adalah nyawa manusia yang dipertaruhkan,” tambahnya. ****