Diskusi Talk Sriwijaya Community, Cari Solusi Tingginya Harga Sembako

Bisnis468 Dilihat

PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS – Sejumlah wartawan senior di Sumatera Selatan (Sumsel) yang tergabung dalam Talk Sriwijaya Community (TSC) menggelar diskusi sambil menanti waktu berbuka puasa.

Diskusi perdana yang berlangsung di Cafe Pojok Tembesu (Kopi Nusantara) yang berlokasi di komplek Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel.

Diskusi akhir pekan tersebut mengusung “Mencari Solusi Tingginya Harga Sembako Saat Ini” menghadirkan nara sumber yang kompeten di antaranya, Pelaksanaan Harian (Plh) Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Henny Yulianti, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Umar Harun MS.

Diskusi yang berlangsung serius dan santai di didukung Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah (Komda) Wilayah Sumsel dan Lampung dan diikuti Agus Harizal Pemimpin Redaksi Suara Nusantara dan Koransn.co, Eko Prasetyo Redaktur Pelaksana RMOL Sumsel yang memandu diskusi, Maspril Aries wartawan kingdomsriwijaya, Syarif Abdullah Kepala Biro Antara Sumsel, Indra Gultom wartawan Antaranews.

Bahkan hadir pula, Firdaus Komar Pemimpin Redaksi Extranews yang juga Direktur UKW PWI Pusat, M Nasir, Pemimpin Umum KetikPos.com sekaligus Dosen Universitas PGRI Palembang, Aina Rumiyati Aziz mantan Kepala Biro Koran Sindo yang kini advokat,

Yosep wartawan RMOL Sumsel, Danu wartawan ketikPos.com dan Dedy Suhendra wartawan Suara Nusantara dan Koransn serta Iwan Setiawan Ketua APHI Komda Wilayah Sumsel dan Lampung.

Plh Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Henny Yulianti mengatakan, “Beras saat ini di Sumsel bukan langka, namun sebelumnya stoknya sedikit yang disebabkan adanya dampak El Nino”.

Pasar Murah

Untuk mengatasi hal itu Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Dinas Perdagangan Sumsel telah melakukan kegiatan pasar murah bekerjasama dengan BUMD. Kemudian ada juga langkah dari Dinas Ketahanan Pangan Sumsel, yakni gerakan pangan murah serta ada juga kegiatan kebutuhan pokok yang dijual di bawah harga pasar.

“Mulai 13 Maret 2024 pasar murah telah dilaksanakan yang jadwalnya setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Jumat dengan lokasi berbeda-beda. Ke depannya pasar murah ada di Pasar Talang Kelapa, Pasar Gandus, Alang-Alang Lebar dan terakhir di halaman Kantor Dinas Perdagangan Sumsel. Pasar murah ini terakhir 3 April 2024 nanti”, ujar Henny.

Menurut Heni dengan adanya pasar murah diharapkan dapat mengendalikan harga dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada pasar murah 13 Maret menyalurkan 2 ton beras SPHP.

Kemudian pada 15 Maret ada 5 ton beras SPHP. “Selain beras dalam pasar murah dijual juga gula, minyak, bawang, cabai dan daging”tandas dia.

Lumbung Pangan

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruzuan Efendi memaparkan bahwa Provinsi Sumsel adalah daerah lumbung pangan nomor lima nasional dan daerah produksi beras tertinggi di Pulau Sumatera.

“Jadi beras di Sumsel berlimpah, hanya saja harga jualnya ke masyarakat memang fluktuatif. Sementara Bulog memang tidak pernah membeli gabah dari para petani karena Bulog ini sifatnya hanya melalui mitra. Meskipun demikian untuk di Sumsel ketersediaan beras mencukupi”, katanya.

Menurut Ruzuan, beras produksi Sumsel tidak hanya dijual di Sumsel tapi juga ke provinsi lain termasuk ke Jakarta. “Terkait beras ini tidak ada regulasi yang membatasi untuk pengiriman dari daerah atau kabupaten lainnya. Beras itu komoditi bebas dari siapa dan dari mana pun”.

Untuk stok daging, daging ayam dan telur Sumsel saat ini mencukupi.

“Dilemanya masalah naiknya harga ini, dikarenakan banyaknya permintaan seperti saat bulan puasa Ramadhan dan menjelang lebaran.

Untuk telur ayam Provinsi Sumsel merupakan daerah surplus telur. Telur ayam dari Sumsel ada yang dikirim ke Banten, Bangka Belitung, Jakarta hingga Bekasi”, ujar dia.

Untuk menekan harga kebutuhan pokok, menurut Ruzuan harus memperhatikan pada bagian hilirnya.

“Untuk menekan harga yang naik di pasar pada bagian hilir produksi disiapkan dalam bentuk kemasan beku atau frozen hingga bisa menjadi stok. Seperti pada komoditi daging atau cabai yang sudah digiling.

Jika terjadi kenaikan harga di pasar saat ini menurut Ruzuan, karena adanya permintaan meningkat karena bulan puasa dan menjelang lebaran”, kata dia.

Menurut Ruzuan, beras produksi Sumsel tidak hanya dijual di Sumsel tapi juga ke provinsi lain termasuk ke Jakarta.

“Terkait beras ini tidak ada regulasi yang membatasi untuk pengiriman dari daerah atau kabupaten lainnya. Beras itu komoditi bebas dari siapa dan dari mana pun”.

Untuk stok daging, daging ayam dan telur Sumsel saat ini mencukupi.

“Dilemanya masalah naiknya harga ini, dikarenakan banyaknya permintaan seperti saat bulan puasa Ramadhan dan menjelang lebaran.

Untuk telur ayam Provinsi Sumsel merupakan daerah surplus telur. Telur ayam dari Sumsel ada yang dikirim ke Banten, Bangka Belitung, Jakarta hingga Bekasi”, ujar dia.

Untuk menekan harga kebutuhan pokok, menurut Ruzuan harus memperhatikan pada bagian hilirnya.

“Untuk menekan harga yang naik di pasar pada bagian hilir produksi disiapkan dalam bentuk kemasan beku atau frozen hingga bisa menjadi stok.

Seperti pada komoditi daging atau cabai yang sudah digiling. Jika terjadi kenaikan harga di pasar saat ini karena adanya permintaan meningkat karena bulan puasa dan menjelang lebaran”,jelas dia.

Dosen Fakultas Pertanian Unsri Umar Harun melihat kenaikan harga sembako merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun menjelang puasa Ramadhan dan lebaran Idul Fitri.

“Fenomena ini muncul terus setiap tahunnya, sedangkan di China dengan jumlah penduduk mencapai 1,43 miliar jiwa tenang-tenang saja”, katanya.

Kenaikan harga sembako menurutnya, karena adanya permasalahan yang kompleks, contohnya seperti beras di mana ada proses fenomena setiap sirkulasinya.

“Kita contohkan saja seperti gabah ada toke (bos) nya, kalau mau beli harus lewat toke (bos) nya. Hal inilah yang sulit dijangkau dan disentuh oleh pemerintah”, ujar Umar.

“Upaya pemerintah dalam menekan harga kebutuhan pokok yang meroket yang terjadi saat ini dengan menggelar pasar murah merupakan langkah dan upaya yang sudah benar dan tepat untuk menekan harga.

Tapi bagaimana untuk menyikapi kedepannya? Karena harga naik ini sudah menjadi fenomena tahunan”, kata dosen FP Unsri.

Umar mengingatkan, ke depan harus ada langkah untuk mengatas masalah yang selalu berulang.

Juga perlu dilakukan cek data-data konsumsi masyarakat setiap kabupaten, kota dan provinsi. “Kemudian, setiap minggu berapa beras yang dibutuhkan masyarakat dan berapa jumlah beras yang diproduksi”.

Untuk jangka menengahnya, Umar memberikan saran perlu ada pergudangan untuk memasok stok.

“Karena saya yakin naiknya harga ini setiap tahun terjadi, dan ini hanya sesaat saja”, ujar dia

“Menurut saya solusi untuk menekan naiknya harga sembako yang terjadi setiap tahun ini adalah diperbaiki dulu rantai perdagangannya di pasar serta sediakan pergudangan untuk jangka panjangnya”, pesan dia.