Buku “Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya” Resmi Diluncurkan di Palembang

Daerah116 Dilihat

PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS – Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass) resmi meluncurkan buku terbaru mereka yang berjudul *”Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya”* di The Royal PGC Golf Lounge, Palembang, Minggu (25/08/24).

 

Buku ini menggabungkan aspek edukasi dan daya tarik sejarah, menghadirkan kisah mendalam mengenai keberadaan gajah di Palembang dan upaya pelestariannya.

Acara peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV RM Fauwaz Diradja SH MKn, serta perwakilan dari berbagai instansi pemerintah dan organisasi masyarakat.

Tokoh-tokoh seperti Plh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Awalludin; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal Sarkomi; serta Staf Ahli Gubernur Sumsel bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Kurniawan Abadi, SE., MM., turut memberikan dukungan terhadap penerbitan buku ini.

Mengenal Sejarah Gajah di Palembang

Buku “Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya” merupakan hasil karya kolaboratif tim penulis Puskass, yaitu Dedi Irwanto, Vebri Al Lintani, Kemas AR Panji, Giyanto, Ali Goik, Dudi Oskandar, dan Mang Dayat. Penelitian mendalam telah dilakukan untuk mengungkap kehidupan gajah di wilayah Palembang, baik di alam liar maupun di Pusat Pelatihan Gajah (PPG).

Sultan Mahmud Badaruddin IV dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya buku ini dalam melestarikan sejarah gajah Palembang.

“Saya yakin dengan adanya buku ini bisa memberikan pemahaman kepada kita mengenai asal usul gajah tersebut, serta langkah apa yang harus diambil ke depan agar kita dapat memahami dan melindungi gajah Palembang,” ujarnya.

Kurniawan Abadi, Staf Ahli Gubernur Sumsel, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap penerbitan buku ini.

“Kami menyambut baik buku ini, dan saya mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga hutan serta lingkungan kita,” katanya.

Momentum Penting bagi Pelestarian Lingkungan

Salah satu penulis, Dedi Irwanto, menceritakan tentang tantangan dan keunikan dalam meneliti gajah di Palembang. “Pertanyaan seperti, ‘Apa iya ada gajah di Palembang?

Di mana gajah itu?’ sering muncul dari para mahasiswa saat membahas topik ini, menunjukkan betapa sedikit yang menyadari bahwa Palembang memiliki sejarah panjang dengan gajah,” ungkapnya.

Vebri Al Lintani, salah satu penulis lainnya, menambahkan bahwa buku ini diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan penanganan konflik antara manusia dan satwa liar di Sumatera Selatan.

“Peluncuran buku ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap isu-isu lingkungan yang mendesak di wilayah ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Plh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Awalludin, menyatakan bahwa buku ini akan diperbanyak dan dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah di Sumsel.

“Ini buku pertama yang membahas gajah Palembang. Ini sangat menarik,” kata Awalludin.

Peluncuran buku ini juga dimeriahkan oleh penampilan musik dari Hutan Tropis, pertunjukan Tembang Sedasir, serta pemutaran video bertajuk “Gajah Palembang”.

Ali Goik, salah satu penulis buku, turut menyumbangkan lagu berjudul “Kami Bukan Hama”, yang menceritakan kehidupan gajah di Air Sugihan.

Dengan hadirnya buku ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk melestarikan gajah dan lingkungan di Sumatera Selatan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. (*)