PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS – Anggota DPRD Kota Palembang dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Okdi Priantoro, SE Ak., SH, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang segera melakukan transformasi total kawasan Pasar Lemabang.
Kawasan yang selama ini dikenal sebagai titik kemacetan dan kawasan semrawut dinilai perlu dibenahi secara menyeluruh demi kepentingan publik.
“Transformasi ini bentuk nyata keberpihakan kepada masyarakat. Kita tidak bisa membiarkan Pasar Lemabang terus menjadi simbol ketidakteraturan. Sudah saatnya dibenahi secara menyeluruh,” ujar Andreas di Gedung DPRD Kota Palembang, Selasa (20/5).
Menurutnya, kemacetan parah, keberadaan pedagang kaki lima di badan jalan, parkir liar, hingga TPS yang menumpuk sampah di tengah kawasan niaga menjadi masalah klasik yang tak kunjung tuntas.
Ia menegaskan, penataan harus bersifat komprehensif dan melibatkan semua pihak, mulai dari Pemkot, aparat keamanan, hingga pelaku usaha dan masyarakat sekitar.
“Ini bukan cuma soal ketertiban, tapi menyangkut hak publik atas ruang jalan yang layak. Warga sudah terlalu lama menderita akibat kemacetan,” tegas Andreas selaku Anggota DPRD Kota Palembang Dapil III, meliputi Kecamatan Ilir Timur I, II dan III.
Langkah awal transformasi, lanjut Andreas, dimulai dengan rekayasa lalu lintas di simpang empat Lemabang, termasuk pengaktifan kembali lampu lalu lintas dan pengecoran batas jalan di selasar pasar untuk membatasi ruang gerak parkir liar dan pedagang kaki lima.
“Kami mendorong Dishub memetakan ulang sirkulasi kendaraan dan zona parkir. Penertiban akan melibatkan Satpol PP dan kepolisian,” ujarnya.
Tak hanya pasar milik pemerintah, Andreas juga menyoroti pasar-pasar swasta di sekitar Lemabang yang dinilai beroperasi tanpa pengawasan ketat. Ia meminta aparat kelurahan, Satpol PP, hingga Polsek Lemabang ikut turun tangan melakukan pengawasan dan penindakan jika diperlukan.
Salah satu langkah simbolis dari transformasi ini adalah relokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang selama ini menimbulkan bau dan menambah kesan kumuh.
“TPS itu harus segera dipindahkan. Tak mungkin bicara pasar modern dan sehat jika masih berdampingan dengan tumpukan sampah,” tegasnya.
Penataan parkir juga menjadi prioritas, dengan penindakan tegas terhadap parkir liar di jalan utama dan gang-gang pasar yang kerap menyebabkan kemacetan.
Andreas berharap, transformasi Pasar Lemabang bisa menjadi model bagi penataan pasar tradisional lainnya seperti Pasar Kuto, Pasar Cinde, dan 16 Ilir.
“Pasar rakyat adalah jantung ekonomi masyarakat bawah. Tapi jantung ini tak akan berfungsi jika lingkungannya kacau,” pungkasnya.
Transformasi ini, kata Andreas, bukan semata soal tata ruang dan infrastruktur, tapi perubahan paradigma terhadap ruang publik dan ekonomi rakyat. Pasar Lemabang diharapkan bangkit dari citra kumuh menuju pusat ekonomi rakyat yang tertib, manusiawi, dan berdaya saing.