PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, – Banjir yang melanda Kota Palembang dalam beberapa hari terakhir kembali menjadi sorotan. Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan genangan air di berbagai wilayah, termasuk di kawasan Perumahan Ariodillah, Kelurahan 20 Ilir D. IV, Kecamatan Ilir Timur 1. Namun, tudingan bahwa banjir tersebut merupakan “kiriman” dari SMKN 2 Palembang memicu polemik di tengah masyarakat.
Menanggapi isu yang beredar luas di media sosial, Kepala SMKN 2 Palembang, H. Suparman, S.Pd., M.Si., angkat bicara. Ia menegaskan bahwa banjir di kawasan Perumahan Ariodillah bukan sepenuhnya berasal dari lingkungan sekolah yang ia pimpin.
“Kami mendapat banyak komplain dari warga yang seolah-olah air dari SMKN 2 menjadi penyebab utama banjir di Perumahan Ariodillah. Padahal, faktanya air dari masyarakat juga mengalir ke rawa-rawa serapan sekolah kami. Jika dibiarkan, tembok sekolah kami bisa jebol,” ujar Suparman melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp, Minggu (9/2/2025).
Menurut Suparman, pihaknya tidak tinggal diam dan terus mencari solusi agar banjir tidak semakin parah. Salah satu langkah yang telah diambil adalah membangun turap terucuk dan menimbun area di sekitar pagar sekolah agar air tidak keluar ke lingkungan sekitar.
“Kami sudah melaporkan permasalahan ini ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar dicari solusi terbaik. Tim dari PUPR, lurah, camat, dan RT sudah turun langsung untuk meninjau lokasi. Mereka juga melihat bahwa banyak parit dan aliran sungai yang tersumbat akibat bangunan warga. Solusinya, PUPR perlu membangun kembali parit atau sudetan agar air bisa mengalir dengan baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suparman menegaskan bahwa sebagai lembaga pendidikan, SMKN 2 Palembang berfokus pada mencerdaskan anak bangsa, bukan pada persoalan banjir. Namun, pihaknya tetap berkomitmen untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna mencari solusi terbaik bagi masyarakat sekitar.
“Kami tidak pernah menginginkan banjir ini terjadi, karena ini adalah dampak dari curah hujan tinggi. Tapi kami ingin duduk bersama dengan semua pihak untuk mencari jalan keluar, bukan saling menyalahkan,” pungkasnya.
Permasalahan banjir di Kota Palembang memang bukan hal baru. Penyumbatan drainase, penyempitan daerah aliran sungai, serta pembangunan yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan sering kali menjadi faktor utama. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat dibutuhkan agar masalah ini dapat diatasi dengan solusi yang tepat dan berkelanjutan. (*)