Tak Berkategori

Sinyal Lemah, Pemdes Sukamulia Desak Pemkab Banyuasin Bangun Tower Jaringan Internet

7
×

Sinyal Lemah, Pemdes Sukamulia Desak Pemkab Banyuasin Bangun Tower Jaringan Internet

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072

 

BANYUASIN,SUMSEL JARRAKPOS,COM. – Desa Sukamulia, yang terletak di Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, masih mengalami persoalan klasik di era digital saat ini: lemahnya jaringan internet dan telekomunikasi. Sinyal yang sering hilang dan tidak stabil menjadi keluhan utama masyarakat, terutama saat dibutuhkan untuk kebutuhan penting seperti pendidikan, pelayanan publik, dan usaha ekonomi digital.

Kepala Desa Sukamulia, Firmansyah, dengan tegas menyuarakan aspirasi warganya kepada pemerintah Kabupaten Banyuasin agar segera membangun tower pemancar sinyal (Base Transceiver Station/BTS) di wilayah tersebut. Menurut Firman, keberadaan tower sangat vital untuk mendukung berbagai aktivitas warga yang kini bergantung pada konektivitas digital.

“Sinyal di desa kami ini kadang muncul, kadang hilang. Kalau mau telepon atau buka internet, warga harus naik ke bukit atau cari tempat tinggi dulu. Ini sangat menyulitkan, apalagi saat darurat,” ungkap Firmansyah selaku kepala Desa sukamulia. kepada wartawan Sumsel jarrakpos.com. saat ditemui di Kantor Desa Sukamulia, Rabu (3/7/2025).

Masalah Sehari-hari Akibat Lemahnya Sinyal

Kepala Desa Sukamulia Firmansyah menjelaskan, lemahnya sinyal di Desa Sukamulia sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa solusi nyata dari pemerintah. Warga yang ingin berkomunikasi dengan keluarga di luar desa, mengakses layanan perbankan online, hingga para pelajar yang mengikuti pembelajaran daring, semuanya terganggu akibat buruknya konektivitas.

“Saat pandemi kemarin, anak-anak kami sangat kesulitan ikut belajar online. Sering harus naik ke pohon atau pergi ke desa sebelah hanya untuk bisa ikut Zoom atau mengirim tugas,” jelas Firmansyah.

Lebih dari itu, kepala Desa firman menyebut dampak buruk juga dirasakan oleh perangkat desa. Untuk mengirim laporan ke instansi pemerintah kabupaten atau mengakses sistem administrasi berbasis online, pihaknya sering mengalami hambatan.

“Bayangkan, hanya untuk mengirim laporan APBDes atau data warga ke dinas terkait saja kami butuh waktu berjam-jam, kadang harus keluar desa mencari sinyal. Ini kan tidak efisien,” imbuhnya.

Potensi Desa Terkendala Digitalisasi

Desa Sukamulia sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkembang, baik dari sektor pertanian, peternakan, maupun UMKM. Namun, semua potensi itu seolah terhambat oleh buruknya infrastruktur digital. Firmansyah menilai, tanpa adanya konektivitas internet yang memadai, program-program pemerintah seperti digitalisasi pelayanan desa dan promosi produk lokal lewat media sosial tidak bisa berjalan optimal.

“Warga kami punya usaha kecil-kecilan seperti jualan keripik, madu hutan, dan sayuran organik. Kalau sinyal bagus, mereka bisa jualan lewat WhatsApp, Instagram, atau marketplace. Tapi sekarang? Boro-boro. Untuk buka aplikasi saja susah,” tegasnya(WT)