PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, -Seminar dan Lokakarya (Semiloka) dengan Tema ” Perspektif Rencana Tata Ruang Kota Palembang Untuk Mengurangi Dampak Masalah Banjir di gelar oleh gangguan organisasi, HIMKA,LAAGI, Brikade 98,Sumsel Budget Center,Depati bertempat di Gunz Cafe, Selasa (23/01/24)
Hadir dalam semiloka tersebut PJ Walikota Palembang Ratu Dewa sebagai Narasumber utama dan juga narasumber lain seperti H Edy Santana Putra MT dari DPR RI ,kepala Dinas (Kadis) PU PR Kota Palembang H Bastari Yusak, Rektor Universitas Taman Siswa Dr.Azwar Agus SH M,Hum,Perwakilan dari Balai Besar Sumber daya Air ,perwakilan WALHI Sumsel dengan Moderator Ali Goik.
PJ Walikota Palembang Ratu Dewa mengatakan, kondisi Geografis kota Palembang sangat rentan banjir dan geografi memiliki keterikatan erat antara manusia,ruang ekologi kawasan dan perubahan perubahan itu sendiri
“Palembang di kelilingi genangan air itu dikarenakan fotografi ,kita ketahui Palembang adalah kota rawa dimana awalnya luas lahan rawa sebesar 54 KM dari total luas Palembang 400.602 km2″jelas PJ Walikota Palembang.
Lebih lanjut dia menuturkan, Palembang juga merupakan salah satu kota dari 20 kota rawan banjir di Indonesia. “Berdasarkan data terakhir dari dinas PUPR Kota Palembang, dan genangan air masih berada di angka 16 genang air,”bebernya
Sementara itu dari narasumber Kepala dinas PUPR kota Palembang Ir. H. Akhmad Bastari Yusak menambahkan, sangat bagus dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh komunitas mahasiswa dan aktivis hari ini berdialog menambah wawasan juga gagasan untuk semua.
” Kita disini berdialog bersama sama untuk menanggulangi banjir dikota Palembang. Banjir bukan hanya kita sendiri tapi semua stackholder ikut merasakan,” ujarnya.
Lanjut Bastari mengucapkan sangat berterima kasih atas semua masukan dan saran ide-ide dari kawan kawan komunitas mahasiswa dan dulur-dulur aktivis. “Semoga kedepan genangan air atau banjir Insya Allah bisa di atasi berkat kerjasama dari semua stackholder,” tandasnya.
Dalam acara tersebut DPR RI, Ir. H.Eddy Santana Putra, M.T. menambahkan,hari ini masalah tentang banjir dan menjadi urusan strukturnya, saluran air menjadi urusan-urusan potensi, tanya RT RW nya ruang terbuka hijau untuk evaluasi lagi ada review desain pengelolaan banjir di kota Palembang bukan karena ruang terbuka tetapi masi banyak yang diusulkan.
“Dalam kala besar dibuka lagi jalan-jalan kiri-kanan. Sehingga bisa terjaga dengan baik saluran-saluran harus terbuka tidak boleh tersumbat atau tertutup dengan sampah dan juga tidak lepas dari pengolahan sampahnya harus di bersihkan dan di buang pada tempatnya ,”ujarnya
“Sampah itu harus semua terangkut ke TPA,tidak boleh dibuang ke saluran, agar tidak mengakibatkan banjir, Hal ini terkait kolam retensi tadi akan seperti apa?apa kolam retensinya ini kurang dalam ya,Jika kurang dalam ya harus di dalamin lagi ,kota Palembang ini sudah bagus tinggal pemeliharaan saja”jelasnya.
Sementara itu Ketua panitia Pelaksana Karan Havinas di dampingi sekretaris pelaksana M Kholik Saputra,SH menyampaikan semiloka tersebut bukan hanya sebatas diskusi tapi kami harapkan bisa menjadi terobosan untuk sinergi pemerintah dengan penggiat penggiat lingkungan dan masalah sungai dan demi mengurangi permasalahan banjir di Kota Palembang kedepannya.
“Kami juga berharap bisa memberikan sumbangsih dan kolaborasi untuk pemerintah bisa melalui pembentukan Satgasus agar dapat berperan dalam membantu menyelesaikan permasalahan banjir atau air tergenang di Kota Palembang ini,” pungkasnya. (WNA)