Berita

Rp. 178 Miliar untuk Pelabuhan Kumuh: Tanjung Api-Api Jadi Bukti Gagalnya Pengelolaan Dishub Sumsel

7
×

Rp. 178 Miliar untuk Pelabuhan Kumuh: Tanjung Api-Api Jadi Bukti Gagalnya Pengelolaan Dishub Sumsel

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072

 

PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, Alih-alih menjadi gerbang megah Sumatera–Bangka, Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) di Kabupaten Banyuasin kini justru identik dengan kekumuhan. Video yang beredar di akun TikTok Berita Sriwijaya memperlihatkan wajah muram fasilitas yang dibangun dengan anggaran negara Rp178,075 miliar itu: dinding berlumur kotoran walet, lantai berdebu, sawang laba-laba menempel, toilet lantai dua mati total, sementara toilet lantai bawah dipungut tarif Rp2.000.

Potret ini kontras dengan status TAA sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Sumatera Selatan. Diresmikan pada 2007, pelabuhan yang dikelola langsung oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel itu sejatinya diproyeksikan sebagai penghubung vital Palembang–Muntok, Bangka Barat, dengan arus kapal feri setiap dua jam sekali. Namun setelah hampir dua dekade, wajahnya lebih menyerupai bangunan terbengkalai daripada etalase pelayanan publik.

“Bangunannya besar, tapi joroknya luar biasa. Tiket penyeberangan saja bisa jutaan rupiah kalau bawa kendaraan besar, tapi fasilitas dasar saja tidak layak,” keluh salah seorang penumpang.

Kondisi buruk ini bukan cerita baru. Keluhan tentang kotoran burung walet, minimnya fasilitas air bersih, hingga sampah berserakan sudah berulang kali terdengar sejak beberapa tahun terakhir. Namun, Dishub Sumsel seolah menutup mata.

 

Oplus_131072

Dikonfirmasi mengenai kritik tersebut, Kepala Dishub Sumsel, Drs. H. Arinarsa JS., hanya menjawab singkat melalui WhatsApp. “Terus berbenah & peningkatan pelayanan,” tulisnya, Sabtu (17/8).

Jawaban singkat itu justru menambah pertanyaan publik: berbenah sampai kapan? Mengingat, kondisi serupa sudah lama dikeluhkan penumpang tanpa perbaikan berarti. (WNA)