PALEMBANG , SUMSEL JARRAKPOS, – Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan yang digelar di Hotel Emilia, Palembang, pada 6-7 Desember 2024, diwarnai ketegangan dan dinamika sengit. Forum yang seharusnya menjadi ajang penyusunan rencana kerja malah memanas hingga diakhiri dengan sejumlah perbedaan pandangan, bahkan pimpinan rapat sempat meninggalkan ruangan di tengah suasana panas.
Ketua Harian KONI Sumsel, H. M. Aliandra Pati Gantada, SH., MH., angkat bicara terkait isu yang beredar bahwa Rakerprov berakhir tanpa kesepakatan. Ia mengatakan, bahwa seluruh agenda yang dibahas sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI, dan semua usulan dari peserta telah diakomodir dengan mekanisme yang jelas,” katanya saat di wawancarai di ruang kerjanya, Senin (9/12/2024).
“Panduan kita adalah AD/ART. Semua yang masuk dalam mekanisme rapat kerja telah dibahas dan disepakati. Namun, saat forum berjalan, ada pihak yang memaksakan pandangan cabang olahraga di luar agenda. Untuk itu, saya tegaskan, hal seperti ini tidak sesuai mekanisme. Usulan tambahan tetap kami terima, tetapi harus secara tertulis, bukan dengan cara memaksakan,” ujar Gantada.
Ia menjelaskan bahwa forum Rakerprov ini bertujuan untuk menyusun langkah kerja, bukan sebagai ajang penghukuman atau penghujatan terhadap kinerja pengurus. Gantada juga menegaskan bahwa laporan pertanggungjawaban yang disampaikan di forum sudah lengkap, dan keputusan yang diambil sudah final.
“Ini bukan forum untuk mencari kepuasan individu. Laporan kinerja sudah diberikan, puas atau tidak itu bukan urusan di Rakerprov. Agenda sudah selesai, sidang pun telah ditutup. Jika ada pihak yang membuat agenda sendiri di luar forum resmi, itu sudah di luar tanggung jawab KONI,” tambahnya.
Ketegangan semakin memuncak saat sejumlah peserta meminta pandangan umum, yang dianggap Gantada sudah melampaui konteks Rakerprov. Ia mengingatkan bahwa forum resmi untuk evaluasi dan keputusan strategis adalah Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov), yang diadakan setiap empat tahun sekali.
“Kalau ada yang tidak puas dengan kinerja KONI, silakan sampaikan di Musorprov. Di sana adalah tempat yang tepat untuk mengevaluasi dan menentukan keberlanjutan kepengurusan, bukan di Rakerprov. Saat ini, tugas kita adalah menyepakati rencana kerja dan melaksanakannya,” tegasnya.
Rakerprov KONI Sumsel kali ini menunjukkan betapa dinamisnya forum olahraga di tingkat provinsi. Meskipun sempat memanas, Gantada berharap semua pihak dapat kembali fokus pada tujuan bersama, yakni memajukan olahraga di Sumatera Selatan. “Mari kita dukung program yang telah dirumuskan demi prestasi olahraga yang lebih baik,” tutupnya. (WNA)