Pilkada Serentak 2024: Ujian Demokrasi dan Harapan Lahirnya Pemimpin Berkualitas

Politik969 Dilihat

PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS – Aktivis pemuda Sumatera Selatan, M. Andrei Utama, S.IP., M.M., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 ICMI Muda Sumsel, menegaskan bahwa Pilkada Serentak 2024 akan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan sistem demokrasi di Indonesia.

Menurut Andrei, atau yang lebih akrab disapa Bung Rei, Pilkada serentak merupakan ujian besar bagi tata kelola politik Indonesia dalam menjamin keberlangsungan demokrasi yang sehat dan berintegritas.

“Pilkada Serentak 2024 adalah kehendak mutlak bangsa Indonesia yang telah menetapkan dirinya sebagai negara demokrasi. Dalam konteks konstitusi, Pilkada adalah wujud dari kedaulatan rakyat,” kata Bung Rei.

Ia menekankan pentingnya proses demokrasi ini sebagai sarana untuk memastikan bahwa masyarakat tetap menjadi pemegang kekuasaan tertinggi melalui pemilihan langsung pemimpin-pemimpin daerah.

Pemimpin yang Berkualitas, Harapan Perubahan

Pilkada, yang rutin diadakan setiap lima tahun, merupakan momentum penting bagi masyarakat.

“Masyarakat sangat menantikan momen ini sebagai harapan terjadinya perubahan menuju kondisi yang lebih baik,” ujar Bung Rei.

Pilkada bukan hanya sekadar mencari sosok pemimpin, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki sistem dan arah pembangunan.

Menurutnya, pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada ini akan diuji oleh masyarakat. Para petahana akan menghadapi tantangan apakah mandat mereka layak diperpanjang atau sebaliknya, digantikan oleh sosok baru.

“Ini adalah ujian bagi para pemimpin daerah, apakah rakyat akan memberikan mandat kembali atau tidak,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bung Rei menjelaskan bahwa partai politik juga melihat Pilkada sebagai momentum penting.

“Bagi partai politik, Pilkada adalah kesempatan untuk mengajukan kader-kader terbaik mereka yang akan berkompetisi dan memimpin daerah.”tuturnya

Menjaga Integritas dan Menghindari Praktik Politik Kotor

Namun, Bung Rei menekankan bahwa kualitas pemimpin harus menjadi fokus utama. “Munculnya calon-calon pemimpin yang berkualitas adalah suatu keharusan. Pemimpin yang baik tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga ide dan kemampuan untuk menerjemahkan ide tersebut menjadi kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pemimpin berkualitas tidak akan mengandalkan jalan-jalan destruktif dalam politik, seperti money politics, kampanye hitam, atau propaganda negatif.

“Pemimpin yang baik tidak akan menempuh jalan-jalan kotor untuk meraih kekuasaan. Mereka harus memiliki integritas dan moral yang tinggi dalam menjalankan tugasnya,” tegas Bung Rei.

Peran Penting KPU dan Bawaslu dalam Pilkada Serentak

Dalam Pilkada Serentak 2024, Bung Rei menyoroti peran penting Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai penyelenggara dan pengawas.

Menurutnya, apresiasi tinggi harus diberikan kepada kedua lembaga ini atas kerja keras mereka dalam memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik.

“KPU dan Bawaslu telah bekerja keras untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan lahirnya pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Namun, ada dua hal penting yang harus diperhatikan,” kata Bung Rei.

Pertama, ia menekankan bahwa KPU dan Bawaslu harus berhati-hati dalam menyusun peraturan.

“Jangan sampai peraturan yang dibuat justru bertentangan dengan aturan di atasnya. Ini bisa menciptakan ketidakpastian hukum dan merugikan banyak pihak,” ujarnya.

Kedua, ia meminta KPU dan Bawaslu untuk bersikap tegas, baik ke luar maupun ke dalam.

“Tidak hanya tegas dalam menindak pelanggaran di luar lembaga, tetapi juga harus tegas dalam menegakkan disiplin di dalam tubuh KPU dan Bawaslu sendiri. Integritas internal harus dijaga agar pelaksanaan Pilkada berjalan tanpa cacat.”

Tantangan Menghadapi Politik Uang

Bung Rei juga mengakui bahwa tantangan terbesar dalam Pilkada adalah mengatasi politik uang. Meski praktik ini masih terjadi di beberapa daerah, ia menilai bahwa kondisinya mulai berubah.

“Memang masih ada politik uang, tapi calon yang bermain dengan uang semakin menghadapi risiko tinggi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat semakin cerdas dalam menyikapi politik uang. “Belum tentu masyarakat akan memilih calon yang menggunakan politik uang. Artinya, risiko bermain politik uang semakin besar, baik dari sisi sanksi hukum maupun risiko sosial. Masyarakat sekarang lebih kritis dan memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan karena iming-iming uang,” tegasnya.

Bung Rei berharap, dengan pengawasan ketat dari Bawaslu dan partisipasi aktif masyarakat, Pilkada Serentak 2024 dapat menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat fondasi demokrasi.

“Kita harus bersama-sama mengawal Pilkada ini agar benar-benar menghasilkan pemimpin yang bersih, berkualitas, dan mampu membawa perubahan positif bagi daerah dan bangsa,” tutupnya.

Dengan segala tantangan yang ada, Pilkada Serentak 2024 diharapkan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu menjalankan demokrasi yang matang dan bermartabat.

Kualitas pemimpin yang terpilih bukan hanya menjadi cerminan dari keberhasilan partai politik, tetapi juga komitmen seluruh elemen bangsa dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan keadilan.