Para Pedagang Pasar Kuto Menolak Pembongkaran dan Relokasi Pasar

Bisnis, Daerah, Palembang1737 Dilihat

 

PALEMBANG, SUMSELJARRAKPOS Terkait Pasar Kuto Palembang yang akan di bongkar dan di relokasi di bawah jembatan Musi 4 oleh pihak ketiga sebagai pengelola pasar mendapat penolakan dari para pedagang yang telah puluhan tahun berjualan di pasar tersebut.

Pedagang Sayur, Sri Murniati (40th), Didi pedagang ikan, dan Saparudin penjual daging yang mewakili pedagang lainnya saat diwawancara awak media di lapaknya, Senin (15/05/23).

Pedagang Sayur, Sri Murniati mengatakan, Saya tidak setuju dengan pembongkaran pasar Kuto ini, saya pengennya direnovasi, diperbaiki saja tapi tetap pemerintah yang mengambilnya jangan pihak ketiga karena pasar Kuto ini termasuk di wilayah kampung pemukiman warga,” katanya.

Sementara tempat terpisah, Pedagang Ikan, Didi menambahkan, Kalau mau di renovasi, di perbaiki, kami setuju saja dan seluruh pedagang juga setuju, tapi kami menolak keras kalau memang pasar ini mau dibangun sampe 2-3 tingkat, sedangkan setingkat saja sepi gimana sampai 3 tingkat. Perbaiki saja apa yang ada, tinggal atur penataannya.

Di tempat yang sama, Pedagang daging, Saparudin, menuturkan, Kalau menurut saya tidak setuju itu, karena pertama lahan parkir mudah, di sini langganan sudah tahu dimana parkir kapan waktunya, jam berapa, kalau pindah kesana gimana ya, kurang dan menurut saya di pertahankan saja di pasar kuto ini, seharusnya di renovasi saja jadi ada yang bocor-bocor, tuturnya.

Di tempat terpisah Ketua pedagang Paguyuban Pasar Kuto, Alex Samsudin di dampingi Alex, Beni dan Rendi Mengungkapkan, Persoalan yang sedang dihadapi para pedagang tersebut, menolak keras hal tersebut.

“Kami mempertanyakan kenapa setiap di akhir jabatan Walikota Palembang pasar ini ada saja gejolaknya, melalui pengacara dan kami Paguyuban mewakili para pedagang memohon kepada Bapak Presiden Jokowi tolong pantau pasar yang ada di Palembang ini terutama pasar kuto, sebab pasar Kuto ini kan pasar tradisional bukan pasar modern,” ungkapnya.

Menurutnya, Jam 09.00 atau jam 10.00 pasar kuto ini sudah sepi jika pihak ketiga yang mengelola pasar pasti ada hitungan untung-ruginya karena hitung-hitungannya bisnis, tapi kalau melalui PD pasar paling tidak bayar untuk retribusi bulanan dengan tahunan saja.

“Kalau pihak ketiga yang mengelola pedagang tidak mau karena pasti menggunakan sistem kontrak, tapi kalau masih hak milik para pedagang siap. Saat ini lapak milik pedagang cuma tidak bisa dijual belikan, hak pakai,” Bebernya.

Lanjut Alex menuturkan, Wacana pasar kuto akan di bongkar berdasarkan informasi PD Pasar Rizal dari bulan 3 dan sekarang sudah bulan 5. para pedagang masih menunggu apabila mereka masih kuat mau bongkar pasar ini melalui PT para pedagang siap demo. Jumlah pedagang pasar kuto kurang lebih 300 lapak, dan terdengar kabar pedagang akan di pindahkan (Relokasi) dibawah Musi 4 dekat sungai.

“Mungkin biar enak buang sampahnya langsung kesungai saja, kalau kami di situ agak keberatan jika mau di renov, dibaguskan, kami menerima. Tapi apabila kabar dari PT mau di buat 3 lantai pastinya bayar mahal, untuk hitungan bisnis tidak mungkin PT mau rugi,” Tuturnya.

Pihaknya sangat menyayangkan dan menolak keras alrencana relokasi dan renovasi pasar, pihaknya sudah menghadap ke PD pasar dari tahun 2013, sudah ke Dewan bahkan ke Walikota.

“Kami minta sampaikan kepada Bapak Presiden Jokowi, kalau bisa pemerintah saja yang mengelola pasar ini jangan pihak ketiga, bohong kalau PD pasar itu tidak ada uang untuk membangun tapi kita tidak tahu ada apa,” pungkasnya (**)