MUBA, SUMSEL.JARRAKPOS.COM – Di tengah tantangan blankspot yang menghantui 56 desa di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Desa Pangkalan Tungkal, Kecamatan Tungkal Jaya, hadir sebagai oase inovasi.
Terisolasi dari sinyal telekomunikasi, desa ini mengambil langkah berani dengan memanfaatkan dana desa untuk memasang internet satelit Starlink, membuka gerbang konektivitas dan harapan baru bagi warganya.
Kepala Desa Pangkalan Tungkal, Dedi Irawan, mengungkapkan bahwa investasi sebesar Rp 37 juta dialokasikan untuk pengadaan perangkat Starlink, termasuk jaringan, router, dan instalasi.
Inisiatif ini dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna setempat, membuktikan semangat gotong royong dan pemberdayaan pemuda desa.
“Kini, 12 rumah warga telah menikmati akses internet yang stabil, memungkinkan mereka berkomunikasi dengan dunia luar tanpa hambatan,” ujar Dedi Irawan.
Warga yang ingin berlangganan dikenakan biaya pemasangan dan iuran bulanan sebesar Rp 300 ribu.
Dedi berharap, layanan ini dapat menjangkau seluruh 250 kepala keluarga (KK) di Dusun 1, mewujudkan desa yang terhubung dan berdaya.
Langkah inovatif ini diambil sebagai solusi atas gagalnya upaya menghadirkan layanan provider telekomunikasi konvensional.
“Pembangunan tower di desa ini dianggap tidak menguntungkan secara bisnis karena jumlah warga yang relatif sedikit,” jelas Dedi.
Camat Tungkal Jaya, Yudi Suhendra, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Desa Pangkalan Tungkal.
“Meskipun belum memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan, manfaatnya bagi masyarakat sangat besar. Desa ini sebelumnya benar-benar terisolasi dari sinyal,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kominfo Musi Banyuasin, Herryandi Sinulingga AP, menambahkan bahwa pemanfaatan internet satelit merupakan solusi percepatan untuk wilayah blankspot, terutama yang jauh dari jangkauan BTS dan jaringan fiber optik.
Desa Pangkalan Tungkal awalnya difasilitasi Starlink untuk uji coba gratis selama satu bulan. Hasilnya, kebutuhan internet pemerintah desa dan warga terpenuhi.
Dengan komitmen pemerintah desa BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan Karang Taruna , usaha ini dikelola oleh Karang Taruna untuk operasionalnya.
“Pemeliharaan dan perawatan menjadi tanggung jawab Starlink selama beroperasi,” jelas Sinulingga.
Kini, Desa Pangkalan Tungkal telah bertransformasi menjadi desa mandiri yang berbisnis internet berbayar.
“Kami berharap bisnis BUMDes dan Karang Taruna ini dapat berkembang dan menghasilkan pendapatan asli desa (PAD), serta memberdayakan Karang Taruna.
Jika berhasil, Pangkalan Tungkal dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Sumatera Selatan, khususnya di Muba, menuju desa mandiri dengan BUMDes yang kreatif dan menghasilkan PAD,” imbuh Sinulingga.
Saat ini, 12 pelanggan telah bergabung dengan layanan internet desa.
Diharapkan, dengan partisipasi yang lebih luas dari 250 KK di Dusun 1, harga internet dapat lebih terjangkau dan desa tetap menghasilkan pendapatan.
” Inisiatif Pangkalan Tungkal membuktikan bahwa inovasi dan kemandirian adalah kunci untuk mengatasi tantangan dan membuka peluang di era digital,” jelasnya.
Ayo warga desa Pangkalan Tungkal gunakan internet mandiri untuk memudahkan akses kita dan dukung desa pangkalan Tungkal mandiri melalui berlanganan internet satelit desa ajak Sinulingga.