BeritaDaerahHukum & KriminalLubuk LinggauPendidikanPeristiwaPolri

Oknum Guru BK Di Lubuklinggau Diduga Lecehkan Siswi, Wali Kota Turun Tangan

7
×

Oknum Guru BK Di Lubuklinggau Diduga Lecehkan Siswi, Wali Kota Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

 

LUBUKLINGGAU SUMSELJARAKPOS.com-

Dunia pendidikan di kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan tercoreng oleh ulah seorang oknum Guru di SMPN 1 Lubuklinggau inisial AL. Oknum guru tersebut diduga melakukan tindak asusila terhadap seorang siswi inisial P di sekolah tempatnya mengajar.

Oknum guru tersebut kini telah diamankan di Polres Lubuklinggau pada Selasa, 23 September 2025. Bahkan AL kini di non aktifkan dari jabatannya sebagai guru BK (Bimbingan dan Konseling).

“Tadi pagi sudah diamankan dan dibawa Polisi,” kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Lubuklinggau, Anita.

Dimana sambung Anita, dugaan tindak asusila yang dilakukan guru AL terhadap P baru diketahui oleh pihak sekolah pada Senin, 22 September 2025.

“Kami tahunya ini kemarin kejadian. Itu sudah siang, peristiwa itu terjadinya hari Sabtu, dua minggu yang lalu,” ujarnya.

Lebih lanjut, selaku Kepala Sekolah pihaknya mengaku untuk sementara telah menon aktifkan guru AL. Sebab kata Anita, yang bersangkutan sudah diamankan oleh kepolisian.

“Ya untuk sementara dia vacuum dulu di sekolah ini. Untuk sementara dua non aktif dulu sementara. Jadi kita menunggu dulu dari pihak Inspektorat, BKD untuk kelanjutannya,” jelasnya.

Sementara itu kasus dugaan tindak asusila yang dilakukan oknum guru SMPN 1 Lubuklinggau tersebut membuat heboh pelajar dan tenaga pengajar di sekolah itu. Bahkan kasus ini menjadi sorotan Wali Kota Lubuklinggau H Rachmat Hidayat (Yopi Karim) yang turun langsung mengecek ke sekolah tersebut.

Menurut Yopi, adanya kejadian ini membuat citra pendidikan tercoreng yang dilakukan oknum guru.

“Siswi yang mengalami kejadian ini akan menyebabkan trauma dan anak ini anak yang berprestasi, humble dan mudah bergaul dan kejadian ini mengakibatkan trauma,” ungkapnya.

Kemudian pihaknya juga akan melakukan pendampingan yang intensif. Sehingga trauma yang dialami korban dapat hilang.

“Kita siapkan seluruhnya bahkan kami juga sudah pamit sama orang tuanya karena ini menjadi tanggung jawab kita dan akan menindak lanjuti pendidikan anak tersebut,” pungkasnya. (Snd)