Berita

Kasus Keracunan MBG, Syaiful Padli: Lebih Baik Dialihkan Jadi Bantuan Tunai

7
×

Kasus Keracunan MBG, Syaiful Padli: Lebih Baik Dialihkan Jadi Bantuan Tunai

Sebarkan artikel ini
Oplus_0

 

PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah belasan siswa SD Negeri 178 Sekojo, Kecamatan Kalidoni, Palembang, mengalami dugaan keracunan massal. Sebanyak 15 siswa kelas 4A dan 4B terpaksa dilarikan ke Puskesmas Kalidoni pada Kamis (25/9/2025) pagi setelah mengeluhkan sakit perut, mual, dan muntah usai menyantap menu MBG.

Insiden ini menambah daftar panjang kasus serupa yang sebelumnya terjadi di berbagai sekolah di Sumatera Selatan. Program yang sejatinya ditujukan untuk memperbaiki kualitas gizi anak sekolah justru menimbulkan persoalan serius: lemahnya standar higienitas dan pengawasan dalam rantai distribusi makanan.

“Memberikan makan bergizi itu bagus, tapi jika menimbulkan korban tentu harus dievaluasi. Jangan tunggu jatuh korban lebih banyak,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Palembang, Mgs Syaiful Padli, Kamis (25/9).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menilai akar persoalan terletak pada lemahnya kontrol pemerintah terhadap sentra penyedia MBG. Padahal, kata dia, ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang seharusnya menjadi garda depan dalam memastikan keamanan pangan.

“Sentra MBG jangan asal buka tanpa cek and balance. Harus ada standar higienis yang jelas, bahkan sertifikasi resmi. Kalau tidak, program ini justru bisa jadi bumerang,” tegas Syaiful, yang juga mantan anggota DPRD Sumsel dua periode.

Selain soal pengawasan, Syaiful juga menyoroti besaran anggaran yang hanya Rp 10 ribu per porsi. Nilai itu dinilainya terlalu rendah untuk menjamin kualitas gizi sekaligus keamanan makanan.

“Kalau memang tidak memadai, lebih baik dialihkan menjadi bantuan tunai. Minimal bisa langsung meringankan beban orang tua tanpa harus khawatir anak-anak mereka keracunan,” ujarnya.(WNA)