LAHAT, SUMSELJARRAKPOS—- Era Globalisasi saat ini merupakan zaman keterbukaan dan tidak boleh menyebar berita Hoaks, informasi harus disampaikan oleh Pejabat Publik yang bersifat positif harus disampaikan demi kemajuan suatu Wilayah.
Sedangkan tugas seorang Wartawan adalah menghimpun, membuat Narasi suatu berita dengan berpedoman 5 W+1 H berdasarkan kode etik dan sesuai dengan Undang- undang Pers no 40 tahun 1999. Namun hal ini tidak berlaku dengan Kabid 2 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat Siti Zaleha Pengelolaan Sampah dan Limbah B3.
Kronologis kejadiannya pada pukul 09;30 wib di Hotel Bukit Serelo Lahat, berdasarkan Regiat yang disampaikan Rudi Dharma Kadis Komimfo untuk Liputan dan masih banyak lagi jadwal tersebut. Ada sekitar 14 Pewarta di Kabupaten Lahat datang ke bertujuan meliput kegiatan tentang ” Rencana Perubahan Pasca Tambang PT Aman Toebilla Putra ( ATP).
Ketika hendak mulai acara Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah B3 melarang media meliput dengan alasan ini merupakan rapat intern,” ujarnya, padahal jelas tertulis pada spanduk tersebut tertulis Konsultasi bersama Stickholder) apakah Media termasuk Stickholder atau tidak ini tanda tanya Pewarta.
Kegiatan ini dibuka oleh Chandra SH,MM Sekda Lahat, sedangkan Pewarta hanya menunggu di luar ruangan acar berlangsung. Usai Sekda membuka acara tersebut beliau diwawancarai Awak Media dengan bijak beliau menjawab seluruh pertanyaan intinya bahwa Eks Tambang yang dilakukan oleh PT ATP rencananya akan dibuat Wisata seperti di Sawah Lunto Sumbar ” jelas Sekda.
Sementara itu Kadis DLH Ir Agus Salman pun terbuka pada Pewarta beliau mengatakan ” silahkan untuk diliput ” namun sangat disayangkan ketika Pewarta menemui Siti Zaleha dengan ketus mengatakan ” ACARA INI BELUM SELESAI, dia langsung memerintahkan bawahannya menutup Pintu.
Akhirnya para Pewarta pulang dengan seribu pertanyaaan ada apakah ini padahal Wacana Wisata ini sangat menarik untuk disimak .
