IPTEKS MITRA KERUPUK KEMPLANG DI 5 ULU PALEMBANG BERSAMA HJ EVA YUNUS

Pendidikan352 Dilihat

 

PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, – Universitas Muhammadiyah Palembang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan pengelolaan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh para dosen dan civitas akademik fakultas ekonomi dan Bisnis UM Palembang bertujuan mengimplementasikan/menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbarukan yang memiliki oleh dosen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh LPPM untuk dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Palembang (UM Palembang). Meliputi skema dan program pengabdian kepada masyarakat sebagai berikut: Program Kemitraan Masyarakat, Program Pengembangan Desa Mitra (PDM) dan Program Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat dan Kuliah Kerja Nyata (P3M-KKN).

Eni Cahyani, S.E., M.Si selaku ketua Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dan tim yang beranggotakan Nadia Afrilliani, S.E., M.Si dan Mahasiswa, mengatakan, alasan melibatkan Ny. Eva Yunus, merupakan masyarakat produktif secara Mikro,” katanya, Sabtu (21/10/23).

Eni menjelaskan, permasalahan yang disepakati pelaksana dengan mitra adalah sulitnya mengembangkan merek sendiri yang menyebabkan tingkat keuntungan dan pendapatan tidak maksimal. Permasalahan yang lain adalah pencatatan keuangan dan informasi pengelolaan sumber daya bahan baku, informasi keuangan dan persediaan sangat diperlukan secara keseluruhan UMKM untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan permasalah-permasalahan ini, maka akan dilaksanakan peningkatan pengetahuan manajemen pemasaran dengan memperkenalkan elemen-elemen pemasaran seperti logo dan promosi online. Dilanjutkan dengan melakukan peningkatan pengetahuan mengenai kaidah-kaidah laporan keuangan,” jelas Eni.

Lanjutnya, kegiatan PKM ini dimulai dengan mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan oleh Hj Eva Yunus kerupuk kemplang. Setelah diskusi maka ditentukan lah beberapa kegiatan edukasi yang akan dilakukan yaitu pemasaran, pengelolaan dan laporan keuangan Edukasi pemasaran, diawali dengan menerapkan teknologi informasi yang akan membantu menyebarkan informasi dimulai dari proses produksi, penjemuran sampai dengan proses pemasaran. Mitra bersedia belajar terutama pemasaran online menggunakan media sosial,” urainya.

Menurut Eni, setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan mitra memiliki pengetahuan pemasaran melalui media online sehingga dapat memperluas pemasaran kerupuk kemplang sehingga meningkatkan pendapatan Mitra. Mitra juga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pencatatan keuangan yang baik sehingga memudahkan UMKM mengambil keputusan seperti penyediaan bahan baku, pengembangan usaha dan peminjaman uang di lembaga keuangan, ucapnya.

Eni menuturkan, Di kota Palembang sentra UMKM berbasis pada warisan budaya daerah seperti industri kerajinan songket dan kain tajung, industri ukiran khas Palembang dan industri kerupuk kemplang. Khusus, industri kerupuk kemplang yang merupakan makanan khas Sumatera Selatan terpusat di Kecamatan Seberang Ulu.

“Jumlah pengusaha kerupuk kemplang yang tercatat di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi kota Palembang tahun 2012 sebanyak 82 unit usaha dan mampu menyerap 672 orang tenaga kerja akan diprediksi akan terus meningkat. Pengelolaan usaha ini umumnya dilakukan oleh perorangan yang diturunkan dari keluarga, dengan nilai investasi kurang dari 10 juta dan jumlah tenaga kerja rata-rata kurang dari 10 orang yang berasal dari keluarga ataupun masyarakat sekitar usaha beroperasi,” tuturnya.

Diterangkan Eni, Pengabdian ini memberikan dampak secara luas terhadap potensi peningkatan perekonomian bagi pengusaha dan masyarakat sekitar. Melihat belum optimalnya proses pemberdayaan human capital, mengingat potensi industri ini sangat menjanjikan. Industri kerupuk Kemplang sudah memiliki nama dan merupakan bahan pangan khas Palembang,” terangnya.

Hj. Eva Yunus Mitra Kerupuk Kemplang Palembang menambahkan, kerupuk kemplang nya sudah didistribusikan sampai ke Pulau Jawa bahkan ke luar negeri dan telah memiliki toko untuk penjualan produknya. Kerupuk kemplang ini juga menjadi supplier untuk kerupuk dijual kembali, sehingga kemasan dan kantong belum memiliki logo.

” Kendala yang juga sering terjadi adalah komplain dari pelanggan kemplang dikemas tidak rapi sehingga pada saat dikomsumsi kurang renyah dan rusak. Dalam pemasaran kemasan/bungkus adalah hal yang penting bagi sebuah produk,” pungkas Eva.

Beberapa faktor penghambat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terbatasnya waktu kegiatan. Eni melanjutkan agar kegiatan seperti pengabdian kepada masyarakat ini diselenggarakan secara berkelanjutan dan terus di dukung oleh Universitas Muhammadiyah Palembang. (WNA)