PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, -Ketua TP PKK Palembang, Dewi Sastriani SAg menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) TP PKK Sumsel, di Griya Agung, Kamis (24/4/2025).
Selain TP PKK, rakor ini juga diikuti Tim Pembina Posyandu, Dekranasda, dan Perwosi Sumsel dalam satu gerakan sinergis.
Dewi mengatakan, siap menjalankan dan bersinergi untuk menciptakan keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
“Seperti yang disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Sumsel, Hj Febrita Lustia Herman Deru, kita terus menggelorakan semangat kolaborasi dan kepedulian,” ujar Dewi.
Ia juga mengatakan, untuk Posyandu, tetap menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya di tingkat desa dan kelurahan.
Posyandu saat ini bukan hanya tempat timbang bayi semata, tapi kini telah berevolusi menjadi pusat pelayanan kesehatan dan edukasi keluarga.
“Posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Dari ibu hamil, bayi, balita, hingga lansia dan remaja — semua kini bisa mendapatkan layanan di Posyandu. Ini adalah bentuk nyata pelayanan dasar yang paling dekat dengan masyarakat,” Dewi menerangkan.
Menurut Dewi, penguatan Posyandu sangat penting untuk menurunkan angka stunting, meningkatkan cakupan imunisasi, dan menciptakan keluarga sehat yang produktif.
“Kesehatan adalah dasar dari segalanya. Pendidikan tinggi, ekonomi kuat, semua berawal dari tubuh yang sehat. Dan Posyandu adalah fondasi awalnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Sumsel, Febrita Lustia Herman Deru, menegaskan, setelah dilantik Februari lalu, tugas PKK turun langsung ke desa, melihat kondisi nyata dan menyapa masyarakat.
“Rakor ini jadi momen menyamakan pandangan agar semua bergerak dengan arah yang sama,” ujar Feby Deru dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Feby menegaskan bahwa seluruh ketua PKK kabupaten/kota harus sudah menyusun program kerja untuk tahun 2026 pada pertengahan tahun ini.
“Lebih baik sedikit, tapi solid dan bergerak,” ujarnya lugas.
Tak hanya itu, ia mengingatkan pentingnya PKK sebagai pendamping dan penggerak di tengah keluarga, terutama dalam mendukung peran suami dan membina masyarakat desa.
“Tahu berapa jumlah desa di wilayah kita adalah langkah awal. Karena dari desa-lah kita membangkitkan semangat dan memotivasi ibu-ibu agar mandiri dan berdaya,” pungkas Feby. (*)