PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, — Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti halaman SD Negeri 133 Palembang saat sekolah ini menggelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sekaligus acara perpisahan bagi 112 siswa kelas 6, Sabtu (14/6).
Acara ini menjadi momentum penuh makna — perpaduan antara hasil kreativitas siswa dan pelepasan generasi penerus bangsa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kepala SDN 133 Palembang, Hj. Samsi Masnani, mengungkapkan kebahagiaannya atas terselenggaranya kegiatan yang tidak hanya menampilkan kreativitas siswa, tetapi juga menekankan pada penguatan karakter melalui pembelajaran berbasis projek.“Inti dari edukasi Profil Pelajar Pancasila adalah membentuk karakter kuat. Kami berharap, setelah proses pembelajaran ini, anak-anak lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Hj. Samsi penuh semangat.
Dalam suasana penuh kehangatan, Hj. Samsi secara resmi melepas 112 siswa kelas 6 yang telah menempuh pendidikan selama enam tahun.“Perpisahan ini bukan akhir, melainkan awal perjalanan baru. Semoga anak-anakku melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang kalian harapkan. Bawa semangat belajar dan jadikan ilmu yang kalian peroleh sebagai bekal untuk meraih cita-cita,” pesannya dengan suara bergetar.
Kegiatan Gelar Karya P5 menjadi sorotan tersendiri, menampilkan hasil karya kreatif siswa, seperti celengan dari botol bekas dan busana dari plastik daur ulang. Tak hanya mengasah kreativitas, kegiatan ini juga mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan kerja tim.
Tamrin, S.Pd, selaku bidang kesiswaan, menambahkan bahwa pendidikan sejatinya bukan hanya soal nilai akademik, tapi juga tentang pengembangan potensi dan karakter.“Kreativitas adalah kunci menghadapi masa depan. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar tampil percaya diri, bekerja sama, dan mengatur waktu dengan baik — bekal yang sangat berharga untuk kehidupan mereka ke depan,” tegasnya.
Salah satu siswa kelas 5A, M. Zaydan Rizki Alvaro, turut mengungkapkan kegembiraannya.“Saya senang bisa ikut membuat kerajinan, seperti celengan dari botol bekas. Jadi tahu cara memanfaatkan barang yang tidak terpakai,” ujarnya polos namun antusias.(*)
