BANYUASIN, SUMSELJARRAKPOS– Bupati Banyuasin H. Askolani, SH.,MH mengikuti Rapat Koordinasi Pengawasan Bidang Ketahanan Pangan se-Sumsel dengan tema “Sinergi APIP dan APH dalam mendukung sektor pertanian dan pencegahan alih fungsi lahan se-Sumsel,” bertempat di Hotel Santika Premiere Palembang Jalan Gubernur H. Asmawi Mangku Alam, Kebun Bunga Kota Palembang, Senin (20/3).
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk melakukan koordinasi pengawasan bidang ketahanan pangan, dalam rangka sinkronisasi dan kolaborasi sistem pengawasan intern itjen kementan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Aparat Penegak Hukum (APH).
Dalam paparannya, Bupati Banyuasin H. Askolani menyampaikan kekuatan sektor pertanian Kabupaten Banyuasin masih banyak tersedianya lahan untuk menaikkan indeks produktivitas, masih banyak lahan pertanian yang belum digarap dikelola dan dikembangkan. Serta memiliki sumber daya manusia baik para petani dan petugas penyuluh pertanian lapangan saat ini mencukupi untuk desa atau kelurahan memiliki penyuluh, Kabupaten Banyuasin sebagai show icon dengan prestasi pada sektor pertanian membuat dukungan dari pemerintah pusat sangat luar biasa karena luas daerah 11.832,99 km dengan populasi penduduk 854.628 jiwa dan luas laut 1.565,97 km.
“Sektor pertanian padi Kabupaten Banyuasin menduduki peringkat 4 (empat) nasional dan peringkat 1 (satu) di pulau Sumatera sebagai daerah produksi beras tertinggi, yang ditetapkan kementerian pertanian Republik Indonesia dan untuk tahun selanjutnya memiliki target naik peringkat lebih tinggi lagi bisa 2 (dua) bahkan 1 (satu). Kabupaten Banyuasin juga dengan bangga meluncurkan merk beras Sedulang Setudung sebagai penegasan Kabupaten Banyuasin adalah penghasil beras tertinggi dan terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Ditambahkan Bupati, slogan untuk “Petani Bangkit” sangat wajar untuk Kabupaten Banyuasin karena bisa mensejahterakan petani, memperbaiki saluran irigasi, menjadikan lahan sawah dari IP 100 ke IP 200, meningkatkan hasil produksi, manfaat kegiatan serasi. Luas baku sawah (LBS) verifikasi kementerian ATR/BPN tahun 2019 LBS Kabupaten Banyuasin 174.371 hektar total LBS Banyuasin 37.05 persen dari LBS Provinsi Sumsel luas lahan LBS Kabupaten Banyuasin berdasarkan Perda Nomor : 44 Tahun 2019 seluas 104.973 hektar.
“Melalui kerja nyata, kerja ikhlas, kerja keras membuktikan bahwa Kabupaten Banyuasin pernah mendapatkan penghargaan dalam sektor pertanian yaitu lencana anugerah karya pangan dan pertanian diberikan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo kepada Pemkab Banyuasin di Jakarta, penghargaan ini diberikan sebagai kontribusi Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam mempertahankan bahkan meningkatkan ketahanan pangan ditingkat nasional,” ujar Bupati Banyuasin.
Dikesempatan yang sama, Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia Dr. Jan Samuel Maringka, SH.,MH mengatakan, agar sektor pertanian bisa berhasil kita harus fokus pada program strategis, prioritas, dan super prioritas untuk membangun sinergi APIP dan APH dalam mewujudkan ketahanan pangan serta mewujudkan pembangunan pertanian tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Adapun data produksi beras 2020-2022 Sumsel pada tahun 2020 yaitu 2.743.059,68, tahun 2021 yaitu 2.552.443,19, dan tahun 2022 yaitu 2.759.343,00.
Pada tahun 2022 sektor pertanian berkontribusi 12,40 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia sedangkan di Provinsi Sumsel berkontribusi 13,23 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB). Sektor pertanian menyerap 31,87 juta tenaga kerja 25,19 persen dari total angkatan kerja 133,56 juta dan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian sekitar 102.000 ha/tahun.
“Tentunya diharapkan semua program Kementerian Pertanian bisa berjalan dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran. Dimana bertujuan untuk membangun komitmen bersama demi menjaga ketahanan pangan dalam sektor pertanian, patut bangga karena produksi padi Sumsel terbesar ke 5 (lima) di Indonesia setelah Jatim, Jateng, Jabar, dan Sulsel (Sumsel terbesar di Sumatera) dan Kabupaten Banyuasin merupakan Kabupaten terbesar ke 4 (empat) produksi padi di Indonesia. dan juga Sumsel merupakan sentra kopi dan sentra terbesar di Indonesia sedangkan produksi CPO terbesar ke 6 (enam),” katanya.
Turut hadir Bupati Lahat, Bupati OKU Timur, Forum Komunikasi Provinsi Sumsel, Para Pejabat Se-Sumsel, Kejari Sumsel, Kapolda Sumsel Mewakili, Kejari Kabupaten Banyuasin, Kapolres Banyuasin mewakili, Para Kepala OPD Kementerian Pertanian. (WT)