Banteng Parlemen Jalanan Andreas Okdi: Pejuang Wong Cilik di Kursi DPRD

Berita, Palembang167 Dilihat

PALEMBANG,SUMSEL.JARRAKPOS.COM  – Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH, seorang aktivis yang dijuluki sebagai “Banteng Parlemen Jalanan”, kini resmi duduk di kursi DPRD Kota Palembang untuk periode 2024-2029 dari Fraksi PDI Perjuangan.

Lahir dari rahim kaum marjinal dan besar di akar rumput, Andreas Okdi Priantoro kerap disapa Andreas OP ini tak akan pernah melupakan asal usulnya.

Bagi pria 46 Tahun silam di Lampung Selatan ini, suara wong cilik bukan sekedar isu, melainkan urut nadi dan napas perjuangannya.

Gelora perjuangan ini dimulai sejak dirinya masih duduk di bangku kuliah di Universitas Sriwijaya 1998 silam hingga sekarang, menjadikan dirinya sebagai simbol perlawanan bagi kelompok yang termarjinalkan.

Mulai dari petani, nelayan, buruh, hingga kaum miskin kota dan minoritas, ia berdiri sebagai tameng bagi mereka yang sering kali terpinggirkan.

Bahkan, isu lingkungan tak luput dari perhatiannya, menggarisbawahi komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat kecil dan pelestarian alam.

Kini, sebagai wakil rakyat di DPRD, Andreas menegaskan bahwa posisinya tak akan mengubah prinsip-prinsip yang selama ini ia pegang teguh.

“Saya lahir dari perjuangan wong cilik, dan saya akan terus berada di barisan terdepan untuk mereka. Tugas saya jelas, memastikan suara mereka sampai ke parlemen, bukan sekadar janji, tapi aksi nyata,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Palembang ini.

Baginya, jabatan sebagai legislator bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal yang baru. Andreas siap memanfaatkan setiap peluang dan kekuatan politiknya untuk memperjuangkan kebijakan yang benar-benar berpihak pada rakyat.

“Kursi di parlemen ini adalah alat untuk memastikan perubahan, bukan sekadar posisi kekuasaan,” tegasnya yang juga menjabat sebagai Ketua BAGUNA DPC PDI Perjuangan Kota Palembang ini.

Dengan pengalaman panjang sebagai aktivis yang berjuang di jalanan, Andreas membawa semangat revolusioner ke gedung parlemen.

Keberadaannya menjadi simbol harapan bagi kelompok marjinal, yang kini memiliki suara lebih kuat di ruang pengambilan kebijakan.

“Saya bukan hanya mewakili mereka, saya adalah bagian dari mereka, selama nafas saya masih ada, maka tak pernah ku biarkan mereka berjalan sendiri,” tambahnya seraya berkata menangis dan tertawa bersama rakyat

Dengan energi dan dedikasi yang tak tergoyahkan, Andreas Okdi Priantoro siap membawa semangat juang dari jalanan ke parlemen, memastikan bahwa perjuangan wong cilik terus bersama hingga ke pundak pemangku kebijakan untuk di jalankan.

“Ini bukan sekadar tugas, ini adalah panggilan hidup saya. Dan perjuangan ini baru dimulai,” tutupnya seraya berkata bersama untuk kebaikan. (DN)