Ketum PP IWO, Dwi Christianto Kunjungi Candi Bumi Ayu Didampangi Komimfo dan PD IWO Pali

Daerah, Pali1285 Dilihat

PALI, SUMSELJARRAKPOS –  Ketua  umum (Ketum) Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (PP IWO), Dwi Christianto bersama Sekjennya, Telly Nathalia kunjungi objek wisata Candi Bumi Ayu yang berada di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Jum’at  (08/12/23).

Kunjungan tersebut didampingi oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten PALI, Khairiman bersama stafnya dan Ketua Pengurus Daerah (PD) IWO PALI, Dede Apriandi bersama anggotanya.

Ketum PP IWO, Dwi Christianto didampingi oleh Sekjen, Telly Nathalia, mengatakan bahwa Candi Bumi Ayu sebagai warisan pusaka yang dimiliki oleh Sumatera Selatan (Sumsel) terutama di Kabupaten Pali bahkan objek wisata ini sudah mendapatkan pengakuan API Award di Tahun 2022.

“API Award merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia, untuk mendorong peran serta berbagai pihak, baik masyarakat, pihak industri dan swasta maupun pemerintah dalam mempromosikan pariwisata serta mengembangkanya,”jelas dia.

Masih dikatakan Dwi Christianto bahwa  Candi Bumi Ayu adalah bentuk sebuah situs warisan budaya yang ada di Kabupaten Pali.  “Objek wisata ini harus terus dilestarikan dan perlu perhatian khusus biar orang lebih tertarik lagi kedepannya,”kata dia.

Pemandu wisata, Joko  menjelaskan bahwa situs Bumi Ayu pertama kali dilaporkan oleh seorang konsultan dari Belanda EP Tombrink pada tahun 1864 dalam Hindoe Monumenten in de Bovenlanden van Palembang dalam kunjungannya ke daerah Sungai Lematang.

EP Tombrink menemukan sebuah reruntuhan peninggalan Hindu, Budha berupa 26 arca, di antaranya arca Nandi, dan sebuah relief burung kakatua. Selain EP Tombrink, ada lima orang dari Belanda yang melaporkan temuan-temuan serupa, yakni AJ Knaap (1904), DK Bosch (1930), FM Schnitger (1936), JLA Brandes, dan Westenenk.

“Benda-benda bersejarah yang mereka temukan berupa reruntuhan bangunan bata setinggi 1,75 meter, sudut bangunan dengan Gana (pengawal Dewa Siwa) dari terakota, ke muncak bangunan, antefiks, arca Brahma, lingga, arca tanpa kepala, tiga fragmen bangunan bata, arca Siwa, dua buah kepala kala,

pecahan arca singa, dan sejumlah bata berhias burung dan bunga teratai. Hasil Temuan-temuan tersebut ada sekarang disimpan di beberapa Museum Nasional (Jakarta), Museum Balaputradewa (Palembang, dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (Palembang),”jelas dia