PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, – Diberitakan sebelumnya selama tiga bulan terakhir mulai Juni, Juli dan Agustus 2024. 5 Koridor layanan angkutan umum Feeder Musi Emas stop beroperasi dikarenakan belum menerima pembayaran dari pihak Balai Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BKARSS) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Menanggapi hal tersebut pihak Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) menyampaikan permintaan maaf atas terhentinya 5 Koridor layanan Feeder Angkot Musi Emas pada Jum’at (01/09) lalu.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Rode Paulus mengatakan, bahwa saat ini kami sedang dalam proses revisi anggaran di pusat.
“Pertama kami sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sumatera Selatan yang merasakan dampak terhentinya layanan feeder pada hari ini. Kami saat ini terus melakukan diskusi dengan pihak TGM Selaku Operator Feeder dan di waktu yang sama kami juga terus mengerjakan proses revisi anggaran dan kami berharap revisi tersebut dapat selesai sesegera mungkin kata Rode,” Selasa (5/9/23).
Dijelaskan Rode, sejak Desember 2022, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan melaksanakan Penugasan Layanan Feeder LRT Sumsel yang terdiri dari Lima (5) Yaitu Koridor (Stasiun LRT Polresta Palembang-Kompleks OPI, Stasiun LRT RSUD-Sukawinatan, Stasiun LRT Asrama Haji-Talang Betutu, Stasiun LRT DJKA-Terminal Pasar Plaju, serta Kamboja-Bukit Siguntang via Stasiun Demang) Kelima rute tersebut melengkapi dua koridor yang sudah ada sebelumnya, yaitu Talang Kelapa-Talang Buruk via Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Asrama Hap-Sematang Borang via Jalan Noerdin Pandji. Hingga saat ini, jumlah angkot feeder LRT yang melayani berjumlah 58 unit,” jelasnya.
“Kami berjanji bahwa secepatnya proses review kami selesaikan dan kami akan memberikan kepastian terhadap kewajiban bayar kepada pihak TGM. Kedepan pihak TGM sendiri dapat kembali memberikan layanan Feeder LRT seperti sebelumnya agar masyarakat Sumsel dapat merasakan manfaatnya, sekali lagi kami sampaikan permohonan maat” ucap Rode.
Sementara itu Direktur Utama PT Transportasi Global Mandiri (TGM) Suhanto mengungkapkan, kami selaku operator juga mohon maaf karena pada hari Jum’at (1/9/23) Dengan sangat terpaksa harus berhenti. Hal tersebut di karena kan kontrak perjanjian kerjasama untuk selanjutnya belum di perpanjang.
Diketahui MoU antara TGM dengan BKARSS berakhir sampai dengan 31 Agustus. Maka kami selaku operator tidak mungkin menjalankan tugas tanpa kontrak,” ungkap Suhanto.
Menurut Suhanto, kami sdh menjalankan pekerjaan selama 3 bulan belum di bayar. Sedangkan kami sudah berikan gaji kepada pramudi dan pegawai setiap bulan.
” BBM harus di beli setiap hari, perawatan kendaraan, Spare part dan keperluan lainnya. Kami tidak bisa menunda dikarenakan mobil feeder ini bener-benar harus ready dan tidak boleh ada kurang satu unit pun, setiap hari yg ber operasi wajib sesuai jumlah di masing-masing koridor karena feeder ini termonitor juga dari command center dari TGM balai LRT Dishub kota Palembang semuanya terpantau,” terangnya.
Maka dari itu masyarakat palembang tidak usah khawatir lagi untuk naik feeder, contoh kejadian barang ketinggalan sering terjadi di angkutan umum di feeder pasti akan dikembalikan kepada pemiliknya.
” Kami mohon kepada pihak Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) agar selalu tepat waktu dalam proses pembayaran agar tidak mengganggu biaya operasional,” pungkasnya. (WNA)