Polres Pali dan Masyarakat, Perdana Gelar sholat Ied Idul Adha 1444 H di Masjid Jami’ As sya’iddiyah 

Daerah, Pali1216 Dilihat

PALIMeskipun belum rampung pelaksanaan Masjid Jami’ As sya’iddiyah yang berada persis berdampingan dengan Mapolres Pali,namun untuk kali pertamanya dipakai oleh Keluarga Besar Polres Pali dan masyarakat menggelar sholat Ied Idul Adha 1444 Hijriah.

Kapolres Pali AKBP Khairu Nasrudin S.I.K,M.H, beserta Ketua Bhayangkari Cabang Pali Ny.Ratna Khairu dan seluruh anggota Polres Pali Jajaran mengikuti kegiatan sakral ini pada Kamis (29/06/2023).

Pejabat Nomor Satu dijajaran Kepolisian Resort Penukal Abab Lematang Ilir (Polres Pali.red) ini mengajak semua para jama’ah yang hadir untuk bersama-sama memaknai Hari Raya Qurban Idul Adha dengan semangkin meningkatkan nilai-nilai Keimanan dan mempererat jalinan silaturahmi.

“Melalui momentum yang suci di hari raya qurban Idul Adha 1444 H Tahun 2023 ini, kedepannya marilah kita bersama-sama untuk semangkin meningkat Keimanan kita kepada Allah SWT, dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya,” Ajak Kapolres Pali.

Dirinya juga berharap,khususnya kepada seluruh Personil dan Keluarga Besar Polres Pali,umumnya kepada semua jama’ah yang hadir, agar mampu mengaplikasikan apa yang akan disampaikan oleh Khotib dalam khutbahnya nanti.

Dalam kesempatan ini bertindak sebagai Bilal adalah IPTU Harahap dan Imam Ustadz Rahmat Kartolo, S. Ag,dari SMP GKPP Pertamina Pendopo, menyampaikan Hari Raya Idul Adha adalah merupakan suatu pembelajaran yang sangat baik dari Allah SWT.

“Bukan hanya suatu pengorban selaku hamba-Nya terhadap apa yang dimiliki dan disayangi didalam dunia yang sementara ini, namun juga lebih kepada ketaatan atas perintah Allah SWT,inilah salah satu yang wajib kita contoh didalam kehidupan kita sehari-hari,”ujar Ustad Rahmad.

Lebaran Idul Adha indendek dengan Lebaran Haji, Siapa yang mengingkari kewajiban Haji maka sesungguhnya Allah Maha kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam Quran surah ali Imron ayat 9, menurut para ulama adalah kesanggupan finansial, kesanggupan tenaga dan kesanggupan jalan untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan usaha yang tidak mudah.

“Lebih tidak mudah lagi manakala harta yang telah diraih itu,yang merupakan ketergantungan dan kecintaan jiwa dari kantong untuk membiayai diri demi rukun Islam yang agung ini, belum lagi kesiapan jasmani di mana modal utamanya adalah sehat,dibutuhkan Jihad melawan kecintaan berlebihan kepada harta agar jiwa rela dan lapang mengorbankannya demi kebaikan dan permasalahan dirinya sendiri,”jelas Sang Ustad.

Dibutuhkan pula, lanjutnya Jihad melawan kecintaan berlebihan pada sikap santai dan rehat,sebab Haji memang mengharuskan kelelahan,baik kelelahan perjalanan dan kelelahan pelaksanaan kaum muslimin yang salat Idul Adha.

Mari tengok lebih dalam kepada aturan dan tatanan manasik haji,disana akan didapatkan pendidikan jihad agar jiwa menghormati dan menghargai batasan-batasan Allah,menahan diri dengan tidak melanggarnya.

“Seperti kita ketahui, haji ditunaikan dalam keadaan ihram, terdapat pantangan-pantangan yang harus dijaga seperti pakaian ikhram, mencukur rambut, memotong kuku, membunuh hewan buruan, memakai minyak wangi, bersetubuh, menikah dan menikahkan, semua ini adalah perkara-perkara yang mungkin dalam pandangan sebagian orang begitu sepele.”tuturnya dalam salah satu khutbahnya.

Kembali mengenai qurban,ia menyampaikan sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya, dalam keadaan berdiri kemudian apabila telah roboh atau mati lalu silahkan dimasak.

“Makanlah sebagiannya dan beri Makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya,yang tidak meminta-minta dan orang yang meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu (hewan qurban) kepadamu, mudah-mudahan kamu bersyukur daging-daging unta (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai Keridhoan Allah, tetapi ketakwaan dari mulai yang dapat mencapainya,”demikianlah Allah telah menunjukkan disalah firman-Nya pungkas sang Ustad.