Bisnis

Pengembangan Komoditas Strategis Berkelanjutan di Indonesia, Togar : Gerak Cepat untuk Pertumbuhan Ekonomi dari Daerah

2
×

Pengembangan Komoditas Strategis Berkelanjutan di Indonesia, Togar : Gerak Cepat untuk Pertumbuhan Ekonomi dari Daerah

Sebarkan artikel ini
M Togar Rayditya (Pendiri HHBK Gaharu Bumi Sejahtera (GBS) & Korwil BPD HIPMI Sumsel) yang berfokus dalam pengembangan dan pengenalan komoditas strategis berkelanjutan di Indonesia yang akan menginisiasi program pemuda penggerak dari daerah untuk pertumbuhan ekonomi yang mendunia

SUMSEL, SUMSELJARRAKPOS — Harta karun ‘hijau’ Indonesia sungguh beragam. Selain vanili, harta karun ‘hijau’ Indonesia adalah pohon gaharu (Aquilaria malaccensis). Pohon asli hutan hujan di Asia Tenggara itu tercatat sebagai tanaman mahal. Harga tiap kilogram gaharu bisa mencapai USD100 ribu atau setara dengan Rp1,5 miliar.

Koordinator Wilayah HIPMI Sumsel itu mengatakan posisi strategis selain di Indonesia, tanaman gaharu dapat dijumpai di Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Selain untuk bahan parfum, selama berabad-abad gaharu digunakan dalam upacara keagamaan, juga sebagai obat-obatan, hingga aromaterapi.

Togar menambahkan dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi dan proses alami yang panjang dalam pembentukannya, Gaharu menjadi komoditas yang sangat berharga di pasar domestik dan internasional.

Bau wangi kayu gaharu sudah berabad silam diperdagangkan. Tercatat dalam sejarah Kerajaan Sriwijaya, yang eksis antara abad VII hingga XI masehi di Sumatra Selatan, merupakan pengekspor gaharu sampai ke arab.

“Ke Negeri Arab, Sriwijaya mengekspor kayu gaharu, kapur barus, cendana, gading, timah kayu ebony, kayu sapan, rempah,” tulis Nia Kurnia Sholihat Irfan dalam Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya (1983:63).

Komoditas gaharu, yang dikenal karena nilai ekonominya yang tinggi dan penggunaannya dalam industri wewangian serta produk manufaktur, kini semakin mendapatkan perhatian global. Baru-baru ini, beberapa perusahaan dari Mesir dan negara asia lainnya mengungkapkan minat untuk mengimpor produk kayu gaharu dari Indonesia.

Togar dalam kesempatan mengenalkan komoditas strategis Indonesia ini turut prihatin karena dalam beberapa waktu kebelakang banyak pengusaha-pengusaha yang nakal dan tidak punya izin lengkap terkait operasional pabrik gaharu.

Togar menjelaskan Gaharu, atau agarwood ini adalah salah satu komoditas yang sangat berharga dan dicari di pasar internasional. Tentu, karena tingginya permintaanpermintaan dari buyer dengan ketersediaan sedikit yang butuh legalisasi yang lengkap sehingga tidak terhindarnya dari praktik-praktik ilegal penebangan liar dan pemanenan yang berlebihan sehingga tidak sesuai prosedur.

Namun, secara proses upaya budi daya gaharu ini bukanlah hal yang mudah, proses ini membutuhkan kondisi lingkungan yang spesifik. Pohon Aquilaria tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan kelembaban yang cukup. Di Indonesia, beberapa wilayah yang sangat cocok untuk budi daya gaharu meliputi Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Di daerah-daerah ini, iklim dan kondisi tanah mendukung pertumbuhan pohon Aquilaria, serta perkembangan resin gaharu yang berkualitas tinggi.

Merujuk data Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan salah satu produsen utama gaharu dunia. Pada 2024, Indonesia diperkirakan memiliki kapasitas produksi gaharu mencapai 15.000 ton, dengan potensi ekspor yang sangat besar mengingat kualitas gaharu yang tinggi dari berbagai daerah di tanah air.

Mengutip dari informasi yang saya baca dari Portal Informasi Indonesia, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil gaharu terbesar di dunia telah mengalami peningkatan signifikan dalam produksi dan ekspor.

Merujuk data dari Kementerian pertanian, produksi gaharu di Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat ratarata sebesar 15% per tahun. Pada 2019, produksi gaharu tercatat sekitar 120 ton, dan pada tahun 2023 mencapai lebih dari 180 ton. Kenaikan ini juga diikuti oleh pertumbuhan ekspor. Sementara itu, dikutip dari Kementerian Perdagangan, nilai ekspor gaharu pada 2020 mencapai USD25 juta dan terus meningkat, mencapai USD 40 juta pada 2023. Pasar ekspor terbesar untuk gaharu Indonesia adalah negaranegara di Timur Tengah dan Asia Tenggara, terutama untuk kebutuhan industri parfum mewah, obat tradisional, dan aromaterapi. Tutup togar (**)