PALEMBANG, SUMSEL JARRAKPOS, — Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru menerima perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumsel dalam sebuah audiensi di Palembang, Rabu (17/9/2025).
Pertemuan ini difasilitasi oleh Aktivis 98 yang juga Ketua DPD Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel, M. Asrul Indrawan, sebagai ruang dialog antara mahasiswa dan pemerintah daerah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyampaikan apresiasi atas aksi damai yang digelar mahasiswa pada 1 September lalu. Ia menilai, aksi tersebut berjalan tertib, kondusif, dan menjadi contoh bahwa penyampaian aspirasi dapat dilakukan tanpa menimbulkan insiden.
“Aksi pada 1 September kemarin sangat kondusif. Mahasiswa telah menunjukkan bahwa menyampaikan aspirasi secara damai justru menghasilkan dampak yang lebih baik,” kata Herman Deru.
Deru menambahkan, meski sempat ada kekhawatiran aksi ditunggangi pihak tak bertanggung jawab, mahasiswa mampu menunjukkan kedewasaan dengan menjaga independensi. Ia menyebut, mahasiswa bahkan membuat pagar pengaman sendiri, yang diperkuat aparat kepolisian dan TNI.
Peran Asrul dalam Fasilitasi Dialog
M. Asrul Indrawan menilai audiensi tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak sendirian dalam menyuarakan kritik maupun aspirasi.
“Adanya pertemuan ini menandakan bahwa adik-adik ini tidak sendirian. Justru hari ini Pemprov Sumsel melalui Gubernur menunjukkan kepeduliannya dengan menyampaikan langsung rasa terima kasih. Ini bukti bahwa aspirasi mahasiswa didengar,” ujarnya.
Asrul menegaskan, ADO bersama mahasiswa akan terus menjembatani penyelesaian persoalan di Sumsel melalui komunikasi dan diskusi intensif. Ia berharap pola kolaborasi ini menjadi model dalam membangun hubungan konstruktif antara pemerintah dan kelompok masyarakat sipil.
Ditambahkan Asrul, Gubernur juga menanggung pengobatan operasi mahasiswa UNSRI yang kecelakaan menabrak odol yang parkir sembarangan,” tuturnya
Mahasiswa Soroti Isu ODOL
Koordinator BEM se-Sumsel, Adrian Dwi Putra dari STIHPADA, mengungkapkan bahwa mahasiswa membawa sejumlah isu strategis dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah persoalan Over Dimension Over Loading (ODOL), yang dinilai berbahaya dan memicu kecelakaan lalu lintas.
“Teman kami menjadi korban kecelakaan akibat ODOL. Kami sepakat mendorong penyelesaian serius dari pemerintah terhadap masalah ini,” kata Adrian.
Ia menyampaikan, sebanyak 15 BEM dari berbagai aliansi seperti BEMSS, BEMSI, dan BEM Nusantara hadir dan menyatakan komitmen untuk terus aktif memberikan masukan solutif kepada pemerintah daerah.
Komunikasi Rutin
Sebagai tindak lanjut, Pemprov Sumsel dan BEM se-Sumsel sepakat untuk menjalin komunikasi rutin minimal satu hingga dua bulan sekali. Pertemuan reguler tersebut diharapkan menghasilkan solusi konkret atas permasalahan daerah dengan melibatkan pemikiran kritis mahasiswa.
“Kolaborasi mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat sipil adalah kunci untuk menghadirkan kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat,” ujar Asrul. (WNA)