BANYUASIN,SUMSEL JARRAKPOS.COM. –
Wakil Bupati Banyuasin Netta Indian, S.P. turun langsung ke lapangan menyikapi isu beras premium oplosan yang ramai dibicarakan publik. Kamis (17/7), Wabup perempuan pertama di Banyuasin ini melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik beras PT Wilmar yang memproduksi merk dagang terkenal seperti Sania dan Sovia.
Didampingi sejumlah pejabat OPD seperti Kepala Dinas Ketahanan Pangan Masita Liana, Kadis Koperindag & UMKM Ir. Alfian, serta Inspektur Zakirin, Wabup Netta menyusuri area penggilingan dan pengemasan beras premium milik Wilmar.
Namun, kejutan muncul. Saat sidak dilakukan, pabrik tampak tidak beroperasi. Netta pun langsung mempertanyakan alasan berhentinya produksi. Jawaban dari manajemen? Tidak ada pasokan gabah.
“Lho, ini Banyuasin lagi panen kok bisa-bisanya nggak ada gabah? Kenapa nggak ambil dari petani lokal?” tanya Netta dengan nada serius. Wilmar berdalih masih menunggu kiriman gabah dari OKU Timur.
Netta tak puas. Ia menyebut, di wilayah Buyung sendiri, pasokan gabah justru melimpah hingga mesin harus berhenti karena kelebihan stok.
“Di Buyung itu pasokan penuh. Sampai-sampai mesinnya istirahat karena kebanyakan produksi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Netta juga mengecek langsung beberapa kemasan beras premium secara acak untuk memastikan kualitasnya. “Kita nggak mau masyarakat dirugikan. Jangan sampai ada pelanggaran atau pemalsuan,” tegasnya.
Wabup Netta juga meminta agar PT Wilmar mengutamakan petani lokal Banyuasin sebagai pemasok gabah. Ia menekankan, Banyuasin merupakan pemasok gabah terbesar di Sumatera Selatan dan nomor tiga secara nasional.
“Saya minta Wilmar jangan main-main. Rangkul petani kita. Kalau perlu, buat MoU agar petani Banyuasin sejahtera,” ujarnya.
Sidak tak berhenti di pabrik beras. Netta juga menyambangi pabrik pengolahan minyak goreng milik Wilmar dan memantau sejumlah merk minyak produksi mereka.
“Semua produk yang keluar dari Banyuasin harus menjunjung standar kualitas tinggi. Jangan sampai nama daerah kita rusak,” pungkasnya.(WT)