JAKARTA, SUMSELJARRAKPOS — Jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) yang akan digelar pada Juni 2025, atmosfer gerakan petani kelapa di seluruh Indonesia semakin menggeliat.
Konsolidasi antar insan perkelapaan kini berlangsung intensif di berbagai daerah, sebagai bagian dari upaya menyongsong restrukturisasi organisasi dan penyusunan arah kebijakan strategis nasional sektor kelapa.
Momentum Munas tahun ini dinilai krusial bagi keberlangsungan dunia perkelapaan Indonesia, terutama di tengah berbagai dinamika yang tengah dihadapi petani kelapa, mulai dari fluktuasi harga, keterbatasan akses pasar, hingga tantangan modernisasi budidaya dan hilirisasi produk kelapa.
Ketua Panitia Munas Perpekindo 2025, Muhammad Asri Lambo, menyatakan bahwa forum lima tahunan ini tidak hanya akan membahas restrukturisasi internal organisasi, namun juga menetapkan program strategis dan rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan kepada pemerintah.
“Ini momentum penting bagi masa depan perkelapaan nasional. Kami mengajak seluruh stakeholder, petani, pengusaha, akademisi, hingga pemerintah daerah dan pusat untuk terlibat aktif menyumbangkan gagasan demi kemajuan sektor kelapa,” ujar Asri dalam keterangannya, Minggu (11/5).
Ia menambahkan, Perpekindo ingin menjadikan Munas sebagai titik balik kebangkitan sektor kelapa nasional. Dengan luasnya potensi komoditas kelapa di berbagai wilayah Indonesia, kolaborasi antara petani dan pemerintah dinilai sangat penting agar kelapa tidak hanya menjadi komoditas ekspor mentah, tetapi mampu menjadi penggerak ekonomi berbasis desa.
“Apalagi kita tahu, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen tinggi terhadap kesejahteraan petani. Ini menjadi peluang besar bagi kita, petani kelapa, untuk bersinergi dengan pemerintah dalam membangun sektor perkelapaan dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Perpekindo sendiri merupakan organisasi yang mewadahi aspirasi dan perjuangan petani kelapa di seluruh Indonesia. Dalam perjalanannya, Perpekindo terus berupaya mengangkat harkat dan martabat petani kelapa melalui advokasi, pelatihan, serta pengembangan inovasi produk turunan kelapa.
Munas 2025 diproyeksikan akan menjadi ajang konsolidasi nasional yang mempertemukan ribuan petani dari seluruh provinsi. Selain memilih kepemimpinan baru, forum ini juga akan merumuskan peta jalan Perdagangan kelapa berbasis kerakyatan dalam lima tahun ke depan. ***