Berani Bermimpi Karena Beasiswa Bidiksiba dari Bukit Asam (PTBA)

PTBA591 Dilihat

MUARA ENIM, SUMSELJARRAKPOS – Noval Hariyanto, pemuda asal Desa Tegal Rejo di Kabupaten Muara Enim, menceritakan pengalamannya sebagai peserta Program Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Sekitar Bukit Asam (Bidiksiba) tahun 2014.

Alumni SMA Bukit Asam ini berasal dari keluarga prasejahtera. Kedua orang tua tak mampu membiayai Noval untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Meski demikian, Noval tak patah arang. Beasiswa Bidiksiba dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membuatnya berani bermimpi.

“Ayah saya bekerja sebagai tukang ojek. Untuk biaya kuliah, orang tua saya tidak memungkinkan untuk membiayainya. Saya cari beasiswa, ada Program Bidiksiba,” ujar Noval.

Noval lolos seleksi Bidiksiba pada 2014 dan dapat kuliah di Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) program studi Teknik Kimia.

“Beasiswa Bidiksiba ini memenuhi berbagai kebutuhan kami. Kami tidak pernah merasa kekurangan. Cukup dan bahkan berlebih,” tuturnya.

Kini Noval telah bekerja sebagai Field Operator di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri petrokimia.

Dia berharap agar Program Bidiksiba ini terus dijalankan untuk mewujudkan mimpi anak-anak dari keluarga prasejahtera di sekitar wilayah operasi PTBA. “Terus lah bermimpi, jangan takut bermimpi besar,” Noval berpesan.

VP Sustainability PTBA, Hartono, menyatakan bahwa Program Bidiksiba sejalan dengan Noble Purpose (Tujuan Mulia) PTBA sebagai anggota Grup MIND ID, yakni membangun peradaban, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Tak hanya Noval, sudah ratusan anak yang berhasil menggapai cita-citanya berkat beasiswa Bidiksiba dari PTBA. Sejak 2014 hingga 2022 sudah ada 277 orang penerima beasiswa ini.

Program Bidiksiba bertujuan untuk membantu siswa-siswi lulusan SLTA/sederajat dari keluarga prasejahtera di sekitar wilayah operasi perusahaan agar dapat mengenyam pendidikan tinggi.

“Bidiksiba merupakan wujud komitmen PTBA untuk berpartisipasi dalam memutus rantai kemiskinan melalui bidang pendidikan,” tutup Hartono